KOMPAS.com - Siapa yang tidak mengenal dengan sosok Jenderal Soedirman?
Soedirman merupakan salah satu tokoh paling populer dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Ia merupakan panglima Tentara Republik Indonesia (TNI) pertama yang memiliki peran penting dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Dikutip dari laman Kemdikbud, sosok Soedirman bahkan tetap berjuang meskipun dirinya tengah sakit dengan hanya satu paru-paru yang berfungsi.
Nama Jenderal Soedirman, kini banyak diabadikan sebagai nama tempat, seperti Universitas Jenderal Soedirman, Jalan Jenderal Soedirman, hingga Bandar Udara Jenderal Soedirman.
Baca juga: Mengapa 10 November Ditetapkan sebagai Hari Pahlawan?
Lantas, seperti apa perjuangan Jenderal Soedirman pada masa penjajahan dan bagaimana masa kecilnya?
Baca juga: Hari Pahlawan 10 November Libur atau Tidak? Ini Aturan SKB 3 Menteri
Soedirman lahir di Bodas Karangjati, Rembang, Jawa Tengah pada 24 Januari 1916.
Ayah Soedirman bernama Karsid Kartawiuraji, sedangkan ibunya bernama Siyem.
Kehidupan Soedirman sangat sederhana seperti pribumi lainnya pada masa penjajahan.
Ia menempuh pendidikan di surau dengan cara mengaji dan belajar ilmu agama.
Dikutip dari Kompas.com (23/8/2022) pada usia 7 tahun atau sekitar 1923, Soedirman bersekolah di Hollandsche Inlandsche School (HIS) setingkat sekolah dasar di Cilacap.
Baca juga: Pertempuran Surabaya, Cikal Bakal Hari Pahlawan Nasional
Setelah selesai, Soedirman melanjutkan pendidikan setingkat SMP di Meer Uitgebreid Lagere Onderwijs (MULO).
Soedirman kemudian pindah sekolah ke Perguruan Parama Wiwowo Tomo hingga tamat pada 1935.
Setelah itu, ia melanjutkan pendidikannya di Sekolah Guru atau Kweekschool yang diselenggarakan oleh organisasi Muhammadiyah di Surakarta.
Ia kemudian kembali ke Cilacap dan menjadi guru di Sekolah Dasar Muhammadiyah.
Baca juga: 27 Purnawirawan Jenderal TNI-Polri di Struktur TKN Prabowo-Gibran, Siapa Saja Mereka?