Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perjuangan Jenderal Soedirman dan Masa Kecilnya

KOMPAS.com - Siapa yang tidak mengenal dengan sosok Jenderal Soedirman?

Soedirman merupakan salah satu tokoh paling populer dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Ia merupakan panglima Tentara Republik Indonesia (TNI) pertama yang memiliki peran penting dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Dikutip dari laman Kemdikbud, sosok Soedirman bahkan tetap berjuang meskipun dirinya tengah sakit dengan hanya satu paru-paru yang berfungsi.

Nama Jenderal Soedirman, kini banyak diabadikan sebagai nama tempat, seperti Universitas Jenderal Soedirman, Jalan Jenderal Soedirman, hingga Bandar Udara Jenderal Soedirman.

Lantas, seperti apa perjuangan Jenderal Soedirman pada masa penjajahan dan bagaimana masa kecilnya?

Masa kecil Soedirman

Soedirman lahir di Bodas Karangjati, Rembang, Jawa Tengah pada 24 Januari 1916.

Ayah Soedirman bernama Karsid Kartawiuraji, sedangkan ibunya bernama Siyem.

Kehidupan Soedirman sangat sederhana seperti pribumi lainnya pada masa penjajahan.

Ia menempuh pendidikan di surau dengan cara mengaji dan belajar ilmu agama.

Dikutip dari Kompas.com (23/8/2022) pada usia 7 tahun atau sekitar 1923, Soedirman bersekolah di Hollandsche Inlandsche School (HIS) setingkat sekolah dasar di Cilacap.

Setelah selesai, Soedirman melanjutkan pendidikan setingkat SMP di Meer Uitgebreid Lagere Onderwijs (MULO).

Soedirman kemudian pindah sekolah ke Perguruan Parama Wiwowo Tomo hingga tamat pada 1935.

Setelah itu, ia melanjutkan pendidikannya di Sekolah Guru atau Kweekschool yang diselenggarakan oleh organisasi Muhammadiyah di Surakarta.

Ia kemudian kembali ke Cilacap dan menjadi guru di Sekolah Dasar Muhammadiyah.

Dikutip dari Kompas.com (23/8/2022), pada 1942, saat masa penjajahan Jepang, sekolah tempat Soedirman mengajar sebagai guru ditutup dan dialihfungsikan menjadi pos militer.

Ketika itu, Soedirman diminta untuk memimpin sebuah tim di Cilacap dalam menghadapi Jepang dan diminta melakukan negosiasi agar sekolah kembali dibuka. Negosiasi tersebut berjalan lancar.

Kemudian pada 1944, Soedirman diminta bergabung dengan tentara Pembela Tanah Air (PETA) dan diangkat menjadi komandan.

Adapun PETA awalnya didirikan Jepang pada Oktober 1943 untuk membantu melawan invasi Sekutu dalam Perang Dunia II.

Namun setelah Jepang menyerah dalam Perang Dunia II, dan Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945, Soedirman kemudian memerintahkan rekan-rekannya untuk kembali ke daerah asal.

Soedirman kemudian pergi ke Jakarta untuk bertemu Presiden Soekarno yang saat itu memintanya untuk memimpin perlawanan di kota.

Soedirman saat itu merasa tak menguasai medan di Jakarta sehingga menolak permintaan itu.

Ia kemudian menawarkan diri untuk memimpin pasukan di Kroya yang saat ini masuk di wilayah Kabupaten Cilacap.

Pada 19 Agustus 1945, Soedirman lantas memimpin pasukannya untuk menghadapi Belanda yang kembali ke Indonesia bersama tentara Inggris.

Saat Badan Keamanan Rakyat (BKR) dibentuk, Soedirman dan pasukannya kemudian dijadikan bagian dari Divisi V pada 20 Oktober 1945 oleh Panglima Sementara Oerip Soemohardjo.

Pada November 1945, terdapat pemilihan panglima besar Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di Yogyakarta.

Ketika itu Soedirman dan Oerip Soemohardjo menjadi kandidat.

Soedirman kemudian terpilih sebagai Panglima Besar TKR, dan Oerip Soemohardjo menjadi kepala stafnya.

Ketika itu meskipun belum dilantik secara resmi, Soedirman mengerahkan pasukannya untuk menyerang Inggris dan Belanda di Ambarawa.

Selain melawan sekutu dari Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia, Soedirman saat itu juga harus menghadapi perlawanan dari dalam.

Perlawanan tersebut yakni upaya pemberontakan PKI Madiun yang dipimpin oleh Musso pada 1948.

Agresi Militer Belanda II

Saat kondisinya tidak sehat akibat penyakit tuberkolosis (TBC), Soedirman tetap memimpin perlawanan Indonesia melawan Belanda yang melakukan Agresi Militer II pada 19-20 Desember 1948.

Ketika itu, Belanda berhasil menduduki Yogyakarta yang menjadi ibu kota Indonesia dan menawan pemimpin negara termasuk Soekarno dan Hatta.

Jenderal Soedirman dan beberapa tentara serta dokter pribadinya kemudian melakukan gerilya selama tujuh bulan.

Perlawanan yang terus dilakukan secara gerilya ini akhirnya membuat Belanda menarik diri.

Soedirman sebenarnya ingin terus melawan Belanda, namun ditolak oleh Presiden Soekarno karena pertimbangan kesehatan.

Soedirman kemudian diangkat menjadi panglima besar TNI di negara baru Republik Indonesia Serikat pada 27 Desember 1949.

Soedirman meninggal dunia pada 29 Januari 1950 pada usia 34 tahun di Magelang akibat penyakitnya.

Jenderal Soedirman kemudian dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/11/10/201500665/perjuangan-jenderal-soedirman-dan-masa-kecilnya

Terkini Lainnya

Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Tren
Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Tren
Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Tren
Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Tren
Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Tren
Cerita Rombongan Siswa SD 'Study Tour' Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Cerita Rombongan Siswa SD "Study Tour" Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Tren
Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena 'Salah Asuhan', Ini Kata Ahli

Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena "Salah Asuhan", Ini Kata Ahli

Tren
Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Tren
Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Tren
Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Tren
Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke