Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Presiden yang Dibutuhkan Rakyat

Kompas.com - 23/10/2023, 05:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

MESKI secara konstitusional hak asasi rakyat Indonesia memilih presiden Indonesia telah dibatasi serta dikurangi oleh para Parpol direstui oleh DPR dan didukung oleh Mahkamah Konstitusi, sebenarnya rakyat Indonesia masih berhak melalui pemilu secara langsung memilih presiden mereka sendiri.

Masalah utama yang dihadapi bangsa Indonesia masa kini adalah belum terwujudnya sila terakhir Pancasila, yaitu Keadilan Sosial untuk Seluruh Rakyat Indonesia menjadi kenyataan.

Fakta pada kenyataan membuktikan bahwa setelah 78 tahun merdeka yang sudah terwujud di Indonesia baru sekadar keadilan sosial untuk sebagian (kecil) rakyat Indonesia sehingga jurang keadilan sosial bukan mengecil, namun malah makin membesar.

Yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin sehingga suasana kemelut sosio-ekonomi di Indonesia masa kini terasa mirip dengan masa 1998 dan 1965.

Sementara menurut sejarah dunia yang mirip adalah situasi kondisi kesenjangan sosial yang merundung rakyat Perancis menjelang revolusi Perancis 1789 akibat absolutisme kekuasaan monarki dinasti Bourbon, atau ketidak-adilan sosial untuk rakyat Rusia menjelang revolusi Bolshevik 1917 akibat keberlimpahan karta-benda kekaisaran Romanov maupun keresahan rakyat China menjelang revolusi Partai Komunis China 1949 akibat pameran gaya hidup mewah eksesif oleh kaum borjuis.

Pada hakikatnya layak disimpulkan bahwa kepala negara yang dibutuhkan rakyat sama sekali bukan angkara murka sesosok tiran, despot, diktator totalitarian yang tega hati menghalalkan segala cara demi merebut serta mempertahankan kekuasaan sambil giat memperkaya diri sendiri.

Yang dibutuhkan rakyat Indonesia masa kini adalah ketulusan semangat pengabdian demi perjuangan menciptakan masa depan yang lebih baik dipimpin oleh seorang tokoh negarawan yang mau dan mampu menghayati inti makna kearifan yang terkandung di dalam sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab maupun Keadilan Sosial untuk Seluruh Rakyat Indonesia.

Berarti yang dibutuhkan rakyat Indonesia pada hakikatnya adalah seorang presiden yang benar-benar peka maka sudi peduli terhadap jeritan amanat penderitaan rakyat yang terjerat hutang demi mampu membayar biaya kebutuhan pokok kehidupan yang paling dasar mulai dari pendidikan, kesehatan, perumahan, listrik, air minum, sembako, sampai ke sesuap nasi yang harganya terus meroket ke langit seolah tak kenal batas maksimal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com