Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal 7 Variasi Fenomena Pelangi Berdasarkan Proses Terbentuknya

Kompas.com - 16/10/2023, 08:15 WIB
Muhammad Zaenuddin

Penulis

KOMPAS.com - Pelangi adalah fenomena lengkungan warna-warni yang terbentuk ketika cahaya matahari dibiaskan oleh tetesan air.

Fenomena pelangi paling umum adalah ketika cahaya matahari jatuh pada kumpulan tetesan air, seperti hujan, semprotan, atau kabut.

Dikutip dari laman Britannica, sinar berwarna pelangi disebabkan oleh pembiasan dan pantulan internal cahaya yang masuk ke tetesan hujan.

Setiap warna dibelokkan melalui sudut yang sedikit berbeda. Oleh karena itu, warna komposit dari cahaya yang datang akan terpisah saat muncul dari tetesan air.

Pelangi yang paling cemerlang dan paling umum disebut busur primer, yang dihasilkan dari cahaya yang muncul dari tetesan air setelah satu kali pemantulan internal.

Baca juga: Proses Terjadinya Aurora, Fenomena Cahaya di Langit Kutub Bumi

Sejalan dengan itu, dilansir dari laman Royal Meteorological Society, Anda dapat melihat spektrum warna pelangi saat cahaya melewati tetesan hujan pada sudut berbeda sekitar dua derajat, dari merah ke ungu.

Agar pengamat dapat melihat pelangi, ia harus berada pada posisi tertentu yang relatif terhadap matahari dan tetesan air.

Matahari berada di belakang pengamatnya, dan tetesan air seperti hujan atau kabut harus berada di depan.

Semakin rendah posisi matahari di langit, semakin banyak lengkung pelangi yang akan terlihat, dengan sudut harus kurang dari 42 derajat di langit.

Baca juga: Bagaimana Proses Terjadinya Tsunami? Berikut Penjelasannya

Variasi fenomena pelangi

Iustrasi proses terbentuknya pelangi.iStockphoto/Skhoward Iustrasi proses terbentuknya pelangi.

Dilansir dari laman National Geographic, berikut adalah beberapa variasi dari fenomena pelangi yang bisa diamati:

1. Pelangi bersinar

Atmosfer di seberang pelangi, yang menghadap matahari, sering kali bersinar. Cahaya ini muncul ketika hujan atau gerimis turun antara orang yang mengamati dan matahari.

Cahaya tersebut terbentuk oleh cahaya yang melewati tetesan air hujan, tidak dipantulkan olehnya. Beberapa ilmuwan menyebut cahaya ini sebagai cahaya zero-order.

2. Pelangi ganda

Salah satu variasi menarik dari fenomena ini adalah "pelangi ganda", di mana pelangi sekunder yang redup muncul di atas pelangi utama.

Pelangi ganda terjadi karena cahaya dipantulkan sebanyak dua kali di dalam tetesan air hujan. Akibat pemantulan kedua ini, spektrum warna pelangi sekunder menjadi terbalik.

Baca juga: Proses Terbentuknya Fosil dalam Waktu Ribuan hingga Jutaan Tahun

Halaman:
Baca tentang

Terkini Lainnya

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com