KOMPAS.com - Gula darah (glukosa darah) adalah gula utama yang ditemukan dalam darah, yang menjadi sumber energi utama tubuh manusia.
Gula darah umumnya berasal dari makanan yang dikonsumsi. Tubuh kemudian memecah sebagian besar makanan itu menjadi glukosa dan melepaskannya ke aliran darah.
Ketika gula darah naik, ini memberi sinyal pada pankreas untuk melepaskan insulin, yakni hormon yang membantu glukosa masuk ke sel agar digunakan sebagai energi.
Menurut WHO, nilai yang diharapkan untuk konsentrasi glukosa darah puasa normal adalah antara 70 mg/dL (3,9 mmol/L) dan 100 mg/dL (5,6 mmol/L).
Baca juga: Khasiat Timun untuk Menurunkan Gula Darah, Baik bagi Penderita Diabetes
Dikutip dari laman Mediline Plus NIH, ketika seseorang memiliki kadar gula darah yang terlalu tinggi, ia akan menderita penyakit diabetes.
Diabetes adalah kondisi di mana tubuh tidak dapat menghasilkan cukup insulin, tidak dapat menggunakannya sebagaimana mestinya, atau keduanya.
Akibatnya, ada terlalu banyak glukosa yang tetap berada di darah dan tidak dapat mencapai sel. Seiring waktu, kondisi ini menyebabkan masalah kesehatan yang serius (komplikasi diabetes).
Sebaliknya, kondisi gula darah terlalu rendah (hipoglikemia) juga dapat menyebabkan masalah. Itu adalah ketika seseorang memiliki kadar gula darah di bawah 70 mg/dL.
Baca juga: 3 Khasiat Utama Kurma dalam Mengontrol Gula Darah, Baik untuk Penderita Diabetes
Dilansir dari Pusat pencegahan Penyakit AS (CDC), hipoglikemia dapat menimbulkan gejala seperti gugup atau cemas, berkeringat, kebingungan, pusing, hingga kelaparan.
Bahkan, kondisi hipoglikemia yang parah dapat menyebabkan kejang, koma, bahkan risiko kematian.
Kondisi gula darah rendah disebabkan oleh banyak hal, seperti kurang makan, terlalu banyak mengonsumsi insulin atau obat diabetes lainnya, berolahraga lebih dari biasanya, dan minum alkohol.
Baca juga: Apa Perbedaan Gula Darah Tinggi dan Gula Darah Rendah?
Kebanyakan orang mengasosiasikan lonjakan gula darah dengan pilihan makanan, seperti mengonsumsi terlalu banyak gula atau terlalu banyak karbohidrat.
Namun banyak elemen yang dapat memengaruhi cara tubuh mengatur gula darah, termasuk dehidrasi, panas dan paparan sinar matahari, serta melewatkan makan.
Dilansir dari laman Verywell Mind, stres, termasuk keadaan hidup, penyakit, dan kurang tidur, juga merupakan faktor yang berkontribusi terhadap regulasi gula darah.