Oleh: Rangga Septio Wardana dan Ikko Anata
KOMPAS.com - Menjalin hubungan baik kepada sesama merupakan hal yang perlu dilakukan. Menjaga perasaan orang terdekat maupun orang yang tak dikenal memang penting untuk menghindari konflik.
Jika hal tersebut tak dilakukan, orang yang tersakiti berpotensi untuk melakukan balas dendam. Banyak cara untuk balas dendam, mulai dari menciptakan pembuktian diri hingga melakukan tindak kriminal. Bahkan, ada beberapa kasus balas dendam yang berujung pembunuhan.
Hal ini pun terjadi dalam audio drama siniar Tinggal Nama bertajuk “Kadaver - Dendam yang Membara” dengan tautan akses dik.si/KadaverE6, tokoh Arin yang selama hidupnya selalu disakiti akhirnya melakukan pembalasan sadis kepada orang yang menyakitinya.
Selain yang terjadi dalam serial audio drama ‘Kadaver’, kisah balas dendam yang sadis pun pernah terjadi di dunia nyata. Berikut adalah beberapa kasus balas dendam yang tak terlupakan.
Dilansir dari Intisari, selama perang kedua sekitar 800 ribu wanita Rusia bertugas di Tentara Merah. Saat itu, Mariya Oktyabrskaya menjadi salah satu bagian dari tentara wanita Rusia.
Namun, motivasinya menjadi tentara tak hanya sekadar panggilan patriotik, melainkan karena memiliki motif balas dendam.
Baca juga: 4 Kisah Tragis Saat Menunggu Seseorang
Mariya Oktyabrskaya merupakan sosok yang sangat percaya pada komunisme. Perasaan tersebut semakin dalam setelah dia menikah dengan seorang perwira militer bernama Ilya Oktyabrskaya.
Saat suaminya terbunuh dalam pertempuran melawan Nazi di Kiev, Mariya lantas bertekad melancarkan aksi balas dendamnya.
Wanita itu pun menjual semua barang miliknya dan membeli tank T-34 yang diberi nama “Fighting Girlfriend” untuk membunuh penjajah Nazi. Bahkan, Mariya pun mengajukan keinginannya kepada Joseph Stalin.
Dalam sepucuk surat kepada Stalin, ia menulis “Suami saya terbunuh dalam aksi membela tanah air. Saya ingin membalas dendam kematiannya dan atas kematian orang-orang Soviet yang disiksa oleh kaum fasis.”
Pada tahun 2006, terjadi pembunuhan yang dilakukan Anthony Stockelman terhadap anak perempuan bernama Katie yang saat itu masih berusia 10 tahun.
Akibat perbuatannya, Anthony diadili dan dinyatakan bersalah atas pembunuhan kepada Katie. Hakim pun memutuskan hukuman penjara kepada Anthony.
Namun, pria itu justru satu sel dengan orang yang ternyata adalah sepupu Katie. Mengetahui bahwa Anthony adalah orang yang membunuh sepupunya, sepupu Katie segera menyerang Anthony.
Bahkan, sepupu Katie juga melakukan tindakan kejam dengan menjahit dahi Anthony dengan membentuk tulisan Katie’s Revenge.