KOMPAS.com - Lomba makan kerupuk kerap kali menghiasi momentum Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI).
Seolah tak pernah absen, perlombaan makan kerupuk ini dapat menjangkau semua kalangan, baik anak-anak maupun orang dewasa.
Biasanya, lomba dilakukan dengan cara memakan kerupuk yang digantung di atas kepala tanpa menggunakan bantuan tangan.
Baca juga: Link Download Logo Resmi HUT Ke-78 RI Format JPEG, PNG, PDF, dan Vektor
Peserta tercepat menghabiskan kerupuk pun akan menjadi juara dan berhak membawa pulang hadiah yang disediakan.
Meski mengasyikkan dan tampak lucu, lomba makan kerupuk sebenarnya bukan sekadar ajang bersenang-senang.
Menilik sejarahnya, pertandingan ini sarat akan filosofi dan kisah kelam berkenaan dengan kehidupan masyarakat di masa penjajahan.
Baca juga: Cerita 17-an: Sejak Kapan Ada Lomba Makan Kerupuk?
Lantas, seperti apa kisah lomba makan kerupuk?
Dikutip dari Kompas.com (16/8/2021), perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia dengan perlombaan muncul pertama kali pada 1950-an.
Dari sekian banyak perlombaan dalam rangka 17 Agustus tersebut, lomba makan kerupuk menjadi salah satunya.
Tujuan utama pengadaan lomba ini untuk menghibur rakyat Indonesia yang lelah usai masa peperangan.
Meski sudah merdeka, kondisi negara saat awal kemerdekaan belum cukup kondusif. Rakyat juga masih harus mengangkat senjata untuk mempertahankan kemerdekaan negara.
Baca juga: Link Download Twibbon Resmi HUT Ke-78 RI dan Cara Menggunakannya...
Kondisi itulah yang menyebabkan rakyat Indonesia hampir tidak punya waktu untuk memeriahkan hari ulang tahun.
Hingga pada 1950-an, saat kondisi politik dan keamanan negara mulai kondusif, digelarlah perlombaan dan acara meriah lain sebagai perayaan HUT RI.
Pengadaan lomba makan kerupuk sendiri bertujuan agar masyarakat tetap ingat akan kondisi memprihatinkan di masa peperangan.