Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Efek Samping Salak, Sehatkan Jantung tapi Bisa Picu Masalah Pencernaan

Kompas.com - 16/08/2023, 07:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Salak adalah buah dengan segudang manfaat yang banyak ditemui di kawasan Asia Tenggara, terutama Indonesia.

Buah dengan nama ilmiah Salacca zalacca ini kaya akan serat yang membantu tubuh lebih cepat kenyang, sehingga mencegah makan berlebihan.

Dilansir dari WebMD, salak mengandung protein, zat besi, kalium, kalsium, beta karoten, karbohidrat, fosfor, vitamin A, vitamin C, dan berbagai antioksidan.

Kandungan beta karoten, pektin, dan kalium pada salak dapat meningkatkan aliran darah ke otak, yang berimbas pada peningkatan daya ingat.

Beta karoten juga membantu memberikan perlindungan terhadap mata, termasuk mengurangi risiko katarak.

Namun, konsumsi salak dalam jumlah berlebihan dapat memicu sejumlah efek samping tidak diinginkan. Lantas, apa saja efek samping salak?

Baca juga: Semangka Punya Sejumlah Efek Samping, Berapa Batas Aman Konsumsinya?


Efek samping salak

Mengonsumsi salak terlalu banyak disebut dapat memicu sembelit atau kesulitan buang air besar. Kendati demikian, efek samping salak ini belum sepenuhnya terbukti secara ilmiah.

Bahkan, sebaliknya, salak banyak mengandung serat yang membantu melancarkan sistem pencernaan.

Kandungan serat pada buah ini juga membantu mengurangi beberapa masalah pencernaan, seperti kram, kembung, dan sembelit.

Sayangnya, manfaat salak pun dapat berbalik menjadi bahaya jika dikonsumsi secara sembarangan.

Dihimpun dari berbagai sumber, berikut sejumlah efek samping salak:

1. Masalah pencernaan

Dilansir dari Klarity, konsumsi salak dalam jumlah sedang atau tidak berlebihan secara umum aman dilakukan.

Meski bermanfaat melancarkan saluran pencernaan, mengonsumsi salak dalam jumlah banyak juga berpotensi mengganggu pencernaan.

Tingginya serat pada buah ini dapat menyebabkan beberapa orang mengalami masalah perut dengan gejala berupa kembung, penumpukan gas, kram, dan sembelit atau diare.

Kendati demikian, dikutip dari Kompas.com, sembelit biasanya tidak disebabkan konsumsi buah-buahan, termasuk salak.

Alih-alih buah, produk susu dan olahannya, makanan tinggi lemak dan gula, justru lebih berpotensi menyebabkan konstipasi atau sulit buang air besar.

Selain itu, gejala kelebihan serat juga dapat diatasi dengan mengurangi konsumsi makanan kaya serat, serta minum lebih banyak cairan.

Baca juga: 4 Efek Samping Daun Pepaya, Ketahui Takaran yang Aman bagi Kesehatan

Halaman Berikutnya
Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com