Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Pejuang Kemanusiaan yang Dilupakan

Kompas.com - 05/08/2023, 19:22 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

TRAGEDI Kudatuli 27 Juli 1997, merupakan perisiwa bersejarah yang secara langsung maupun tidak langsung menelan korban.

Cukup banyak pemuda yang berontak melawan rezim Orba dikejar-kejar oleh polisi dan tentara yang pada masa itu masih tergabung sebagai ABRI.

Namun, ada seorang tokoh pejuang kemanusiaan yang dilupakan, padahal beliau mempertaruhkan nyawa dirinya sendiri demi menyelamatkan para pemuda yang dikejar-kejar oleh aparat keamanan rezim Orba.

Satu di antara sekian banyak pemuda yang diselamatkan oleh sang pejuang kemanusiaan ini di masa kini telah menjadi seorang tokoh cukup populer di panggung politik Orde Reformasi, yaitu Budiman Sujatmiko.

Dalam perjuangan menyelamatkan Budiman Sujatmiko dkk, sang tokoh pejuangan kemanusiaan tak segan mempertaruhkan nyawa dirinya sendiri dengan main kucing-kucingan dan tikus-tikusan, bergerilya melawan ABRI demi menyembunyikan para pemuda kontra Orba dengan gaya kutu loncat berpindah-pindah dari lokasi ke lokasi.

Adegan menyelamatkan para pemuda dari angkara murka Rezim Orba tidak kalah seru dan dramatis ketimbang adegan serial film Mission Impossible jilid manapun.

Berarti pada masa menjelang akhir kekuasaan rezim Orba itu, sang tokoh pejuang kemanusiaan sudah termasuk ke dalam daftar orang buronan yang harus ditangkap, bahkan dihilangkan karena dianggap radikal melawan penguasa.

Sang tokoh pejuang kemanusiaan kemudian diadili oleh kerabat kerja meja hijau Rezim Orba.

Para anggota majelis hakim sudah sepakat menjatuhkan vonis hukuman penjara bagi sang tokoh pejuang kemanusiaan akibat dianggap berdosa mengejawantahkan sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab menjadi kenyataan.

Syukur Alhamdullilah, Presiden Habibie mengangkat sang pejuang kemanusiaan menjadi anggota Tim Gabungan Pencari Fakta huruhara Mei 1998, kemudian disusul Gus Dur dilantik menjadi presiden.

Maka hukuman penjara terhadap sang pejuang kemanusiaan menguap dengan sendirinya alias tidak pernah sempat dilaksanakan menjadi kenyataan.

Pada masa Orde Reformasi, sang tokoh pejuang kemanusiaan lanjut gigih membela rakyat tergusur, memuncak pada tragedi penggusuran warga Bukit Duri yang digusur secara sempurna melanggar hukum akibat bangunan dan tanah yang digusur masih dalam proses hukum di PN dan PTUN.

Memang akhirnya kedua lembaga hukum tersebut memenangkan gugatan warga Bukit Duri, namun penggusuran sudah terlebih dahulu terlanjur dipaksakan untuk dilakukan oleh penguasa Orde Reformasi.

Akibat politik kemanusiaan memang kalah menarik untuk diberitakan ketimbang politik kekuasaan, maka wajar bahwa pada masa kini nama Budiman Sujamiko jauh lebih popular ketimbang sang tokoh yang menyelamatkan Budiman Sujatmiko dari terkaman angkara murka Orde Baru pasca-Kudatuli.

Ironis namun nyata, fakta membuktikan bahwa yang diselamatkan malah menjadi lebih tersohor ketimbang yang menyelamatkan.

Sang tokoh pejuang kemanusiaan yang dilupakan itu kini menjadi mahaguru kemanusiaan saya yang mengilhami sehingga saya mendirikan Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan.

Sang tokoh pejuang kemanusiaan yang dilupakan itu tak lain tak bukan adalah Sandyawan Sumardi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Ramai soal 'Review' Resto Bikin Usaha Bangkrut, Pakar Hukum: Sah tapi Harus Berimbang

Ramai soal "Review" Resto Bikin Usaha Bangkrut, Pakar Hukum: Sah tapi Harus Berimbang

Tren
6 Kondisi Penumpang Kereta yang Berhak Dapat Kompensasi KAI, Apa Saja?

6 Kondisi Penumpang Kereta yang Berhak Dapat Kompensasi KAI, Apa Saja?

Tren
3 Pemain Uzbekistan yang Patut Diwaspadai Timnas Indonesia, Salah Satunya Punya Nilai Rp 86,81 Miliar

3 Pemain Uzbekistan yang Patut Diwaspadai Timnas Indonesia, Salah Satunya Punya Nilai Rp 86,81 Miliar

Tren
Sepak Terjang Benny Sinomba Siregar, Paman Bobby Nasution yang Ditunjuk Jadi Plh Sekda Kota Medan

Sepak Terjang Benny Sinomba Siregar, Paman Bobby Nasution yang Ditunjuk Jadi Plh Sekda Kota Medan

Tren
Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23, Kick Off 21.00 WIB

Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23, Kick Off 21.00 WIB

Tren
Siapa Kandidat Terkuat Pengganti Rafael Struick di Laga Indonesia Vs Uzbekistan?

Siapa Kandidat Terkuat Pengganti Rafael Struick di Laga Indonesia Vs Uzbekistan?

Tren
Mengapa Bisa Mengigau Saat Tidur? Ternyata Ini Penyebabnya

Mengapa Bisa Mengigau Saat Tidur? Ternyata Ini Penyebabnya

Tren
Tanggal 1 Mei Hari Libur Apa?

Tanggal 1 Mei Hari Libur Apa?

Tren
Sempat Diteriaki Warga tapi Tak Menggubris, Kakek Berusia 61 Tahun Tertabrak KA di Sragen

Sempat Diteriaki Warga tapi Tak Menggubris, Kakek Berusia 61 Tahun Tertabrak KA di Sragen

Tren
Perpanjang Pajak STNK Harus Bawa KTP Asli Pemilik Kendaraan, Bagaimana jika Sudah Meninggal?

Perpanjang Pajak STNK Harus Bawa KTP Asli Pemilik Kendaraan, Bagaimana jika Sudah Meninggal?

Tren
Air Kelapa Muda Vs Air Kelapa Tua Sehat Mana? Ini Beda dan Manfaatnya

Air Kelapa Muda Vs Air Kelapa Tua Sehat Mana? Ini Beda dan Manfaatnya

Tren
Tari Rangkuk Alu Jadi Google Doodle Hari Ini, Apa Alasannya?

Tari Rangkuk Alu Jadi Google Doodle Hari Ini, Apa Alasannya?

Tren
3 Artefak Langka Majapahit Ditemukan di AS, Nilainya Rp 6,5 Miliar

3 Artefak Langka Majapahit Ditemukan di AS, Nilainya Rp 6,5 Miliar

Tren
Penjelasan Kemenpora dan MNC Group soal Aturan Nobar Indonesia Vs Uzbekistan

Penjelasan Kemenpora dan MNC Group soal Aturan Nobar Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com