Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Hari Bhakti TNI AU 29 Juli 1947

Kompas.com - 29/07/2023, 06:00 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Hari ini 76 tahun yang lalu atau tepatnya pada tanggal 29 Juli 1947 merupakan hari yang bersejarah bagi AURI atau saat ini bernama TNI AU.

Pada tanggal 29 Juli 1947 dilakukan operasi udara pertama TNI AU terhadap kedudukan Belanda dalam Perang Revolusi Kemerdekaan.

Oleh karena itu, tanggal 29 Juli juga ditetapkan sebagai Hari Bhakti TNI AU.

Dalam peristiwa tersebut gugur tiga pahlawan AURI setelah serangan udara itu.

Tiga pahlawan AURI tersebut bernama Komodor Muda Udara Agustinus Adisutjipto, Komodor Muda Udara Abdulrachman Saleh, dan Opsir Muda Udara I Adisumarmo.

Saat ini, ketiganya dijadikan nama tiga bandara yang masing-masing berada di Yogyakarta, Malang, dan Solo sebagai bentuk penghormatan dan mengenang atas jasa-jasanya.

Baca juga: Mengenal Struktur Organisasi Mabes TNI AU

Kronologi serangan udara

Para kadet penerbang dan penembak pada operasi pemboman pertama Angkatan Udara RI pada 29 Juli 1947.TNI Angkatan Udara Para kadet penerbang dan penembak pada operasi pemboman pertama Angkatan Udara RI pada 29 Juli 1947.

Dikutip dari Kompas.com (17/12/2021), serangan udara oleh AURI itu merupakan serangan balasan terhadap Belanda yang melancarkan Agresi Militer I pada 21 Juli 1947.

Pada 29 Juli 1947 pagi hari, satu pesawat Guntei (pesawat pengebom ringan) dan dua pesawat Cureng (pesawat latih bersayap ganda) bekas penjajahan Jepang dikerahkan untuk menyerang markas Belanda di Semarang, Salatiga, dan Ambarawa.

Saat itu yang menerbangkan pesawat Guntei adalah Kadet Udara 1 Mulyono. Sedangkan dua pesawat Cureng masing-masing diterbangkan oleh Kadet Udara 1 Sutarjo Sigit dan Kadet Udara 1 Suharnoko Harbani.

Sebenarnya, ada empat pesawat yang direncakan untuk melakukan operasi serangan udara terhadap markas Belanda itu.

Namun, pada saat akan terbang hanya tiga pesawat yang siap untuk dipasang bom. Kemudian ketiga pesawat itu pun lantas terbang meninggalkan Lapangan Udara Maguwo (sekarang Bandar Udara Internasional Adisutjipto), Yogyakarta.

Pesawat Guntei yang dipiloti Kadet Udara 1 Mulyono dengan penembak Dulrahman terbang lebih dahulu untuk menuju Semarang.

Disusul dua pesawat Cureng yang dipiloti Kadet Udara 1 Sutarjo Sigit dengan penembak Sutarjo menuju Salatiga dan Kadet Udara 1 Suharnoko Harbani dengan penembak Kaput menuju Ambarawa.

Dengan segala keterbatasannya, misi berhasil diselesaikan. Setelah itu, untuk menghindari sergapan pesawat pemburu Belanda P-40 Kitty Hwak (Curtiss).

Para kadet terbang rendah dan mendarat lalu berhasil menyembunyikan pesawatnya.

Baca juga: Urutan Pangkat TNI AU

Pengaruh serangan udara pertama AURI

Serangan pada 29 Juli 1947 ini menjadi cikal bakal operasi udara yang terus dikembangkan oleh TNI AU.

Serangan para kadet penerbangan yang tepat sasaran pun berhasil membuat mental pasukan Belanda menjadi turun.

Hal itu terbukti dengan dilakukannya pemadaman lampu di seluruh kota besar di Jawa Tengah pada malam hari untuk mencegah serangan.

Di sisi lain, keberhasilan serangan udara pertama AURI mampu meningkatkan semangat juang dan menambah percaya diri bangsa Indonesia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com