KOMPAS.com - Bronkiolitis adalah infeksi paru-paru yang umumnya menyerang anak kecil dan bayi.
Kondisi ini menyebabkan pembengkakan dan iritasi serta penumpukan lendir di saluran udara kecil di paru-paru yang disebut bronkiolus.
Penyakit ini hampir selalu disebabkan oleh virus, dimulai dengan gejala yang mirip dengan flu biasa.
Namun ketika semakin parah, akan menyebabkan batuk, mengi, dan terkadang anak-anak mengalami kesulitan bernapas.
Baca juga: Mengenal Penyakit Bronkitis, Berikut Gejala dan Penyebabnya
Gejala bronkiolitis dapat berlangsung selama 1 hingga 2 minggu, namun dalam beberapa kasus dapat bertahan lebih lama.
Sekilas, penyakit bronkiolitis terdengar seperti bronkitis. Ada beberapa kesamaan, namun ada juga hal yang membuat keduanya berbeda.
Kedua kondisi ini bisa disebabkan oleh virus dan mempengaruhi saluran udara di paru-paru, tetapi bronkitis mempengaruhi saluran udara yang lebih besar (bronkus).
Sedangkan bronkiolitis mempengaruhi saluran udara yang lebih kecil (bronkiolus). Bronkitis biasanya menyerang remaja dan dewasa, sedangkan bronkiolitis lebih sering terjadi pada anak-anak
Baca juga: Batuk, Demam, dan Sakit Kepala, Kenali 9 Gejala Pneumonia yang Perlu Diwaspadai Berikut Ini
Dilansir dari Mayo Clinic, bronkiolitis terjadi ketika virus menginfeksi bronkiolus, yang merupakan saluran udara terkecil di paru-paru.
Infeksi ini membuat bronkiolus membengkak dan teriritasi. Lendir terkumpul di saluran udara ini, sehingga membuat udara sulit mengalir bebas masuk dan keluar dari paru-paru.
Bronchiolitis biasanya disebabkan oleh respiratory syncytial virus (RSV), yakni virus umum yang menginfeksi hampir setiap anak pada usia 2 tahun.
Baca juga: Puluhan Bayi di Eropa Terjangkit Echovirus-11 yang Mematikan, Virus Apa Itu?
Bronkiolitis juga bisa disebabkan oleh virus lain, termasuk yang menyebabkan pilek atau flu biasa.
Virus penyebab bronkiolitis mudah menyebar. Anak Anda bisa mendapatkannya melalui tetesan di udara saat seseorang yang sakit batuk, bersin, atau berbicara.
Mereka juga bisa mendapatkannya dengan menyentuh barang-barang yang sama, seperti piring, gagang pintu, handuk, atau mainan, lalu menyentuh mata, hidung, atau mulut.
Baca juga: Sering Dianggap Sama, Berikut Perbedaan Flu dan Pilek