Turunkan harga secepatnya
Berikan kami pekerjaan
Tegakkan hukum setegak-tegaknya
Adil dan tegas tak pandang bulu
Pasti kuangkat engkau
Menjadi manusia setengah dewa
PEKERJAAN merupakan hal penting sebagaimana lirik lagu Iwan Fals berjudul "Manusia Setengah Dewa" di atas yang dirilis 2004. Lagu itu membawa pesan kepada penguasa bahwa memberikan lapangan pekerjaan kepada rakyat akan dipuja-puji rakyat sebagai "manusia setengah dewa".
Indonesia merupakan negara dengan penduduk terbesar keempat di dunia dan kesatu di Asean. Penduduk Indonesia saat ini 277,5 juta jiwa. Diperkirakan, laju pertumbuhan penduduk Indonesia terus naik ke depan, berkisar 1,25 persen. Data World Bank menyebutkan, mortalitas (angka rata-rata kematian penduduk) Indonesia 0,65 persen.
Sampai 2045, Indonesia mendapat bonus demografi. Dari 277,5 juta jiwa penduduk itu, 69,3 persen berusia produktif (15-64 tahun) dan 30,7 persen masuk kategori tidak produktif.
Baca juga: Pekerja Migran Indonesia Temui DPR Minta Bantuan agar Lolos Berangkat ke Inggris
Bonus demografi hanya di dapat sekali dalam sejarah. Jumlah penduduk melimpah bisa menjadi anugerah, bisa juga jadi musibah. Hal itu menjadi anugerah bila masyarakatnya produktif dan mendapatkan penghasilan, terserap dalam lapangan kerja. Ekonomi rakyat hidup dan perputaran uang terjadi di masyarakat.
Punya sumber daya manusia (SDM) melimpah dan mendapat bonus demografi adalah modal besar yang bisa menjadi kekuatan ekonomi suatu negara. Modal SDM melimpah bisa mengalahkan negara yang memiliki kekayaan sumber daya alam (SDA) melimpah, seperti dilakukan Korea Selatan, Jepang, dan Singapura.
Namun bisa terjadi kebalikannya. Penduduk melimpah bisa menjadi musibah apabila masyarakatnya tidak produktif. Lapangan pekerjaan tidak tersedia, dan rakyat banyak menjadi pengangguran.
Minimnya lapangan pekerjaan banyak penyebabnya. Sebab paling umum karena politik tidak stabil, SDM tidak kompeten (pemalas), peperangan, atau karena salah kelola oleh penguasanya.
Alangkah celakanya bagi Indonesia bila angka pengangguran tinggi terjadi saat negeri sangat damai, politik relatif stabil, SDA melimpah, dan memiliki penduduk pekerja keras. Jika itu terjadi, berarti ada yang salah dalam sistem dibangun pemerintah.
Data BPS 2023 menunjukkan, angkatan kerja Indonesia 146,62 juta orang dan belum semuanya bisa difasilitasi atau disediakan pekerjaan oleh negara. Penduduk yang bekerja 138,63 juta orang, dengan rincian pekerja penuh waktu 92,16 juta orang, pekerja paruh waktu 36,88 juta orang, dan setengah pengangguran 9,59 juta orang.
Semestinya setengah pengangguran tidak dimasukkan dalam kelompok penduduk yang telah mendapatkan pekerjaan. Jadi dari data tersebut, jumlah penduduk tidak mendapat pekerjaan permanen (pengangguran terbuka dan ditambah setengah pengangguran) adalah 17,58 juta orang.
Hal itu menjadi beban negara. Belum lagi, setiap tahu muncul angkatan kerja baru 3,6 juta orang. Jika pemerintah tidak hati-hati dan tidak piawai, hal itu akan menjadi bom waktu.
Sejauh ini, pendekatan yang dilakukan pemerintahan Jokowi untuk membuka lapangan pekerjaan adalah memperbanyak investasi. Namun hal itu ternyata tidak mendongkrak tumbuh besarnya ketersediaan lapangan pekerjaan.
Baca juga: Upaya Bank Mandiri Dukung Pekerja Migran Berdikari