Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fenomena El Nino dan Peringatan WHO soal Peningkatan Penyebaran Penyakit

Kompas.com - 25/06/2023, 11:00 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.comFenomena El Nino berpengaruh terhadap beragam aspek pada kehidupan manusia.

Selain memicu cuaca ekstrem, masalah pertanian dan krisis ekonomi di seluruh dunia, El Nino juga memicu kemunculan penyakit tropis yang berbahaya bagi manusia.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan terkait fenomena cuaca El Nino yang kemungkinan akan meningkatkan penyebaran penyakit dan virus.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan, pihaknya telah melakukan persiapan untuk mengatasi peningkatan penyebaran penyakit dan virus seperti Zika, chikungunya, dan demam berdarah.

Baca juga: BMKG Peringatkan Ancaman El Nino di Sejumlah Wilayah Indonesia, Kapan Puncaknya Terjadi?

Hal tersebut dilakukan WHO karena dinilai memiliki "kemungkinan yang sangat tinggi" untuk penularan penyakit-penyakit tersebut.

"WHO sedang mempersiapkan kemungkinan yang sangat tinggi di 2023 dan 2024 yang akan ditandai dengan kejadian El Nino," kata Tedros, dikutip dari Wionews.

"Fenomena ini dapat meningkatkan penularan demam berdarah dan arbovirus lainnya seperti Zika dan chikungunya. Selain itu, dampak perubahan iklim juga memicu perkembangbiakan nyamuk dan penyebaran penyakit-penyakit tersebut," tambahnya.

Baca juga: Mengenal Apa Itu El Nino dan Dampaknya bagi Bumi


Upaya WHO untuk menangani penyebaran penyakit

Tedros mengatakan, pihaknya telah membentuk Global Arbovirus Initiative (2023) yang bertujuan untuk memperkuat kemampuan dunia dalam mencegah, mendeteksi, dan merespons wabah penyakit-penyakit tersebut pada tahun lalu.

"Banyak kapasitas yang sama yang telah dibangun oleh negara-negara untuk Covid-19 juga dapat dimanfaatkan untuk demam berdarah dan penyakit lainnya," kata dia.

"Selain itu, banyak tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah demam berdarah, yaitu tindakan yang sama yang dapat membantu mencegah begitu banyak penyakit lainnya, termasuk tindakan iklim," tambahnya.

Baca juga: Waspada Demam Berdarah Dengue, Kenali Gejala dan Ciri-cirinya!

Bagaimana El Nino bisa meningkatkan risiko virus?

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menjelaskan kondisi anomali suhu muka laut saat konferensi pers virtual oleh BMKG, Selasa (6/6/2023).KOMPAS.com/Miska Ithra Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menjelaskan kondisi anomali suhu muka laut saat konferensi pers virtual oleh BMKG, Selasa (6/6/2023).

Dilansir dari Reuters, nyamuk yang menularkan virus tersebut cenderung berkembang biak dalam cuaca yang lebih hangat, sebagaimana yang akan dibawa oleh El Nino ke banyak bagian dunia.

Misalnya, di wilayah Amerika Selatan dan Asia telah terjadi peningkatan penyakit tropis tersebut.

Selain itu, keadaan darurat juga telah diumumkan di Peru karena wabah demam berdarah terburuk yang pernah tercatat di negara tersebut.

Tercatat, total kasus demam berdarah di Peru hampir mencapai 150.000 kasus yang telah dilaporkan sejauh ini.

Baca juga: 7 Ciri-ciri Demam Berdarah, Apa Saja?

WHO menyatakan bahwa peningkatan infeksi ini menempatkan "beban berat" pada sistem kesehatan negara tersebut.

Sementara itu, dalam tiga tahun terakhir, jumlah kasus demam berdarah tertinggi dilaporkan di Thailand dengan 19.503 kasus pada 2023.

Menurut WHO, kasus serupa juga telah meningkat di Kamboja dan Malaysia, sementara pihak berwenang di Singapura telah memperingatkan sebelumnya tentang potensi peningkatan kasus antara Juni dan Oktober.

Diketahui, demam berdarah ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti, dengan gejala demam, nyeri mata, kepala, otot dan persendian, mual, muntah, dan kelelahan.

Baca juga: Waspada El Nino, Berikut Wilayah Indonesia yang Sudah Alami Musim Kemarau 2023

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com