Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Silvanus Alvin
Dosen

Silvanus Alvin adalah dosen di Universitas Multimedia Nusantara (UMN) dan penulis buku Komunikasi Politik di Era Digital: dari Big Data, Influencer Relations & Kekuatan Selebriti, Hingga Politik Tawa.

Artis dalam Politik, Membedah Tren "Politainment"

Kompas.com - 22/05/2023, 12:25 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PEMILIHAN umum (pemilu) merupakan momen penting dalam kehidupan demokrasi suatu negara. Pemilu menyajikan peluang bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam menentukan pemimpin dan arah kebijakan negara.

Dalam beberapa tahun terakhir, kita menyaksikan fenomena menarik di beberapa negara, yaitu artis atau selebritas terjun ke ranah politik dengan mencalonkan diri sebagai calon legislatif (caleg).

Fenomena serupa juga terjadi di Indonesia dan hal ini tidak bisa dikategorikan sebagai tren yang baru. Keikutsertaan artis dalam pemilu sudah lazim menghiasi pesta demokrasi di Indonesia sejak reformasi.

Dari data yang ada, artis masuk politik mulai tampak nyata di Pemilu 2004. Saat itu ada 38 artis yang menjadi partisipan.

Baca juga: Fenomena Artis di Pemilu 2024, Pengamat: Kegagalan Partai dan Jalan Pintas Dulang Suara

Jumlah artis ikut politik meningkat di Pemilu 2009, tercatat 61 orang. Selanjutnya, pada Pemilu 2014 angkanya kembali naik dengan 71 artis jadi partisipan, dan pada Pemilu 2019 kembali melonjak menjadi 91 artis ikut politik. Di Pemilu 2024 mendatang, angka partisipasi artis mengalami penurunan. Hanya terdapat total 62 artis yang ikut serta.

Keterlibatan para artis di panggung politik memang menimbulkan perdebatan. Tulisan ini hendak membedah keterlibatan para artis di panggung politik dilihat dari perspektif partai dan sudut artis itu. Selain itu, ada kritik terkait fenomena tersebut.

Sisi Partai

Partai politik memiliki beberapa alasan mengajak artis atau selebritas menjadi calon legislatif (caleg) dalam pemilihan umum. Pertama, para artis memiliki popularitas dan daya tarik media. Dalam hal ini, partai politik secara pragmatis melihat popularitas para artis sebagai aset berharga dalam pemasaran kampanye politik.

Kehadiran para artis diharapkan dapat membantu meningkatkan visibilitas partai politik dan menarik pemilih yang mungkin tidak terlalu tertarik pada politik tradisional. Dalam lingkungan politik yang semakin kompetitif, kehadiran artis atau selebritas dapat memberikan keuntungan elektoral dengan menarik lebih banyak dukungan dan perhatian dari pemilih.

Baca juga: Caleg Artis Jalan Instan Partai Dulang Suara, Kaderisasi Dipertanyakan

Para artis juga merupakan magnet bagi media massa. Keterlibatan artis dalam politik menawarkan berbagai potensi berita menarik bagi media. Media sering meliput perjalanan artis dari dunia hiburan ke arena politik, menganalisis alasan di balik keputusan mereka, dan memperhatikan bagaimana transisi tersebut memengaruhi citra publik mereka.

Media juga mengikuti kampanye politik artis dengan cermat, melaporkan pidato, kegiatan kampanye, dan interaksi mereka dengan pemilih dan kolega politik. Kehadiran artis dalam politik juga menarik minat media karena mereka seringkali memiliki basis penggemar yang besar.

Media melaporkan tentang bagaimana dukungan penggemar artis tersebut memengaruhi kampanye politik, seperti pengumpulan massa dalam pertemuan publik atau dukungan yang diberikan melalui media sosial. Hal ini menciptakan narasi yang menarik dalam cakupan media dan dapat memengaruhi persepsi publik tentang artis yang terjun ke politik.

Kedua, potensi dukungan massa yang masif. Artis dianggap memiliki pengaruh besar atas penggemar dan pengikutnya. Partai politik melihat ini sebagai peluang untuk memobilisasi massa penggemar artis guna mendukung partai dan agenda politiknya.

Dalam pemilu, dukungan massa dapat berarti perbedaan antara menang dan kalah. Artis atau selebritas yang terlibat dalam politik dapat menggunakan pengaruh mereka untuk menggerakkan basis penggemarnya buat mendukung partai politik yang mereka dukung.

Baca juga: Bakal Caleg Artis yang Daftar Pemilu 2024: Krisdayanti, Denny Cagur, Arumi Bachsin, hingga Ahmad Dhani

Ketiga, partai politik melihat kehadiran para artis dapat memberikan keterwakilan beragam. Keterlibatan artis dalam politik dapat dianggap sebagai bentuk representasi dan inklusivitas.

Partai politik mengajak artis dari berbagai sektor atau kelompok masyarakat untuk mencerminkan keragaman latar belakang dan kepentingan masyarakat. Dengan melibatkan artis yang mewakili beragam kelompok, partai politik dapat menunjukkan komitmen mereka terhadap mewakili seluruh spektrum masyarakat dan memperluas basis dukungan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com