Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiket Kelas Bisnis Maskapai Jepang Rp 147 Juta Dijual Rp 4,4 Juta

Kompas.com - 27/04/2023, 19:00 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Maskapai Jepang All Nippon Airways (ANA) menjual tiket kelas bisnis yang harusnya 10.000 dollar AS atau setara Rp 147 juta menjadi hanya 300 dollar AS atau Rp 4,4 juta.

Selain itu, calon penumpang bernama Johnny Wong mengatakan kepada New York Post bahwa dirinya mendapatkan tiket kelas bisnis seharga 550 dollar AS atau setara Rp 8 juta untuk perjalanan Jakarta-Honolulu (PP).

“Saya tidak pernah berpikir akan mendapatkan penawaran (harga tiket kelas bisnis) seperti itu,” ungkap Wong.

Baca juga: Panglima TNI: WNI dari Sudan Mungkin Diterbangkan ke Indonesia dari Jeddah Pakai Pesawat Komersial

Kesalahan konversi mata uang di laman pembelian tiket

ANA telah mengonfirmasi bahwa pihaknya melakukan kesalahan konversi mata uang sehingga penumpang bisa membeli tiket kelas bisnis dengan harga murah.

Dilansir dari Insider, ANA menyampaikan kesalahan konversi mata uang tercantum pada laman pembelian tiket di Vietnam.

“Penyebab masalah dan dampaknya masih diselidiki,” ujar ANA dalam pernyataan resminya, Jumat (21/4/2023) lalu.

Di sisi lain, Amadeus IT Group SA selaku pengembang yang menyediakan laman pembelian tiket menyampaikan bahwa telah terjadi kesalahan penetapan tarif.

Kendati demikian, pihaknya telah melakukan perbaikan untuk mengatasi masalah tersebut.

Baca juga: Unik, Pesawat Batal Terbang karena Toilet Kabin Tak Bisa Disiram

ANA batalkan tiket penumpang

Buntut kesalahan konversi mata uang yang menyebabkan tiket kelas bisnis dibanderol dengan harga murah, ANA menyampaikan permohonan maaf.

“Kami dengan tulus meminta maaf atas ketidaknyamanan ini, dan menghargai kerja sama Anda dalam berkomunikasi dengan kami,” kata ANA.

Di sisi lain, maskapai asal Jepang tersebut juga memutuskan untuk membatalkan semua transaksi bagi calon penumpang yang membeli tiket bisnis dengan harga murah.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com