Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Bintik-bintik Merah di Kulit, Benarkah Menandakan Autoimun? Ini Penjelasan Dokter

Kompas.com - 27/04/2023, 13:30 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Unggahan foto yang mempertanyakan tentang bercak atau bintik-bintik merah yang muncul di kulit sebagai tanda autoimun ramai di media sosial.

Unggahan tersebut dibuat oleh akun Twitter ini pada Selasa (25/4/2023).

Dalam foto tersebut, tampak kaki pengunggah mengalami bintik-bintik merah yang cukup banyak.

Dalam narasinya, pengunggah mengungkapkan bahwa bintik-bintik tersebut tidaklah gatal dan panas.

Selain itu, ia mengatakan bahwa dirinya juga tidak mengalami demam, pusing, ataupun tidak mengalami sakit sendi.

"Foto kaki bintik bintik merah. Aku takut besok periksa kalo ternyata ini autoimun… please yg tau ttg ini coba dong rep di bawah.. terima kasih," tulis pengunggah.

Baca juga: Mengenal Penyakit Autoimun seperti yang Dialami Ashanty

Hingga Kamis (27/4/2023) siang, unggahan tersebut telah dilihat sebanyak 393.000 kali dan mendapatkan 440 komentar dari warganet.

Baca juga: Video Viral Infus Putih Menyebabkan Autoimun, Ini Kata Dokter

Lantas, benarkah bintik-bintik merah di kulit menandakan autoimun?


Penjelasan dokter

Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin dari RSUD Prof Dr Margono Soekarjo Purwokerto, Ismiralda Oke Putranti menyampaikan bahwa bintik-bintik merah di kulit dalam unggahan tersebut adalah vaskulitis.

Vaskulitis terjadi akibat kerusakan pembuluh darah kecil di kulit, sehingga sel-sel darah keluar dari pembuluh darah dan menetap di jaringan kulit.

"Itu adalah vaskulitis yang umumnya disebabkan karena reaksi hipersensitivitas tipe 3 atau bisa juga karena alergi obat atau infeksi, terutama bakteri," ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (27/4/2023).

Reaksi hipersensitivitas tipe 3 disebut juga sebagai penyakit kompleks imun. Kondisi tersebut terjadi ketika antibodi dan antigen bergabung menjadi satu di bagian tubuh tertentu, misalnya pembuluh darah di kulit sehingga menyebabkan peradangan.

Baca juga: Mengenal Gejala Autoimun dan Cara Mendeteksinya...

Bintik-bintik merah bisa disebabkan penyakit autoimun

Ilustrasi autoimunSHUTTERSTOCK/Syam Fireshark Ilustrasi autoimun
Ismiralda menjelaskan, gejala yang mirip (bintik-bintik merah di kulit) juga bisa disebabkan oleh beberapa penyakit autoimun seperti idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP) dan henoch schonlein purpura.

"Kalau ITP, selain timbul bercak-bercak merah seperti tadi, biasanya bercaknya juga lebih lebar-lebar," ungkapnya.

"Selain itu, penderita ITP juga akan memiliki jumlah trombosit dalam darah yang berada di bawah normal," sambungnya.

Sedangkan untuk henoch scholein purpura, Ismiralda menyebutkan bahwa gejala yang muncul adalah bercak-bercak merah di kulit yang disertai dengan perdarahan gusi, saluran cerna, maupun saluran kencing.

"Henoch scholein purpura biasanya terjadi pada anak-anak meskipun dapat muncul pada usia dewasa juga," ucapnya.

Untuk itu, ia menyarankan, bila seseorang mengalami kondisi serupa (muncul bintik-bintik merah) sebaiknya untuk segera diperiksakan ke dokter. 

"Meskipun tidak semua bintik-bintik merah menandakan penyakit autoimun, namun lebih baik dicek ke dokter. Selain itu, diagnosis penyakit autoimun biasanya kita lihat melalui pemeriksaan lebih lanjut lewat pemeriksaan laboratorium," pungkasnya.

Baca juga: Bisakah Autoimun Menyerang Anak-anak?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

7 Tanda Terlalu Lama Berlari dan Bisa Membahayakan Tubuh, Apa Saja?

7 Tanda Terlalu Lama Berlari dan Bisa Membahayakan Tubuh, Apa Saja?

Tren
Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 28-29 April 2024

Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 28-29 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Tanda Tubuh Kelebihan Gula | Kekuatan Timnas Uzbekistan

[POPULER TREN] Tanda Tubuh Kelebihan Gula | Kekuatan Timnas Uzbekistan

Tren
7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com