KOMPAS.com - Orang Indonesia memiliki tradisi mengonsumsi makanan khas Lebaran, seperti ketupat, opor, dan rendang.
Umumnya, Lebaran dirayakan bersama keluarga besar. Hal ini membuat makanan Lebaran akan berlimpah dibanding hari biasa. Sayangnya, kondisi ini dapat membuat banyak makanan tidak habis atau bersisa.
Lantas, apa yang bisa dilakukan?
Tidak perlu khawatir, makanan sisa Lebaran tetap bisa dinikmati lagi asalkan disimpan dan diolah dengan cara yang tepat.
Berikut cara menyimpan, memanaskan, dan mengolah makanan sisa Lebaran agar kembali layak dikonsumsi.
Baca juga: Cara Menyimpan Opor Ayam Lebaran agar Tahan Lama
Menurut Layanan Inspeksi dan Keamanan Pangan Departemen Agrikultur AS (USDA), berikut cara menyimpan makanan yang tepat:
Perhatikan besaran suhu yang digunakan untuk memasak. Daging merah minimal dimasak dalam suhu 63 derajat celsius, daging giling 71 derajat celsius, dan unggas 74 derajat celsius.
Dinginkan makanan yang baru dimasak selama dua jam dalam suhu ruangan sebelum disimpan rapat.
Simpan sisa makanan di kulkas dengan suhu 4 derajat celsius ke bawah. Gunakan wadah kecil dan potong makanan dalam ukuran lebih kecil.
Bungkus sisa makanan dalam kemasan kedap udara untuk mencegah bakteri.
Sisa makanan dapat disimpan di kulkas selama 3 hingga 4 hari atau dibekukan selama 3 hingga 4 bulan.
Baca juga: Rendang dan Opor Tak Boleh Sering Dipanaskan karena Tingkatkan Kolesterol, Berapa Kali Maksimalnya?
Cairkan sisa makanan yang beku dengan menaruh di kulkas bagian bawah, rendam dengan air dingin, dan gunakan oven atau microwave. Setelah cair, makanan harus digunakan maksimal 3 sampai 4 hari atau dibekukan kembali.
Makanan harus dipanaskan hingga mencapai suhu minimal 74 derajat celsius.
Dilansir dari Sajian Sedap, ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat menghangatkan makanan bersantan.