Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terjadi 1.054 Kali Selama Maret 2023, Kenapa Indonesia Sering Dilanda Gempa?

Kompas.com - 15/04/2023, 21:00 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Wilayah Indonesia kerap dilanda gempa bumi dalam beberapa waktu terakhir.

Baru-baru ini, gempa bermagnitude 6,6 dengan episenter berada di Laut Jawa, tepatnya di utara Tuban, Jawa Timur terjadi pada Jumat (14/4/2023).

Sebelumnya, gempa pada Sabtu (10/4/2023) mengguncang wilayah Bukittinggi, Sumatera Barat dengan magnitudo 4,5.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono mengungkapkan, selama Maret 2023 Indonesia dilanda gempa lebih dari seribu kali.

"Indonesia dilanda gempa sebanyak 1.054 kali pada bulan Maret 2023," ungkap Daryono kepada Kompas.com, Sabtu (15/4/2023).

Sedangkan sepanjang 2022, Indonesia dilanda gempa sebanyak 10.792 kali menurut data BMKG.

Lalu, kenapa wilayah Indonesia sering dilanda gempa?

Baca juga: Gempa M 6,6 Guncang Tuban, Jatim Sore Ini, Tidak Berpotensi Tsunami

Penjelasan BMKG

Daryono menjelaskan, penyebab Indonesia sering dilanda gempa karena pertemuan antara lempeng tektonik.

“(Sering gempa) karena pertemuan empat lempeng tektonik aktif dunia, yakni Lempeng Indo-Australia, Lempeng Pasifik, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Laut Filipina,” ujarnya.

Lempeng-lempeng tersebut bergerak yang kemudian menimbulkan tabrakan antar lempeng.

Daryono mengatakan, setidaknya terdapat 13 segmen (bagian-bagian jalur) sumber gempa megathrust atau gempa yang sangat besar di pertemuan antar lempeng.

“Juga mempunyai 295 lempeng sesar aktif, dan masih banyak jalur sesar aktif yang belum terpetakan,” ujarnya.

Baca juga: Penyebab Gempa M 6,6 yang Guncang Tuban

Jenis gempa menurut kedalaman

Daryono menjelaskan, terdapat tiga jenis gempa tektonik menurut kedalaman titik terjadinya gempa, yakni:

  • Gempa dangkal: kurang dari 60 km
  • Gempa menengah: 60 – 300 km
  • Gempa dalam: lebih dari 300 km

Jenis gempa dalam satu rangkaian

Ahli kegempaan dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Irwan Meilano menjelaskan, terdapat tiga jenis gempa tektonik dilihat dari satu rangkaian gempa yang terjadi sebagai berikut:

  • Gempa awalan (force shock)
  • Gempa utama (main shock)
  • Gempa susulan (after shock)

“Namun untuk menilai tiga jenis gempa itu, dilihat terlebih dahulu 1 rangkaian gempa secara keseluruhan, mana yang awalan, utama, dan susulan,” ucap Irwan kepada Kompas.com, Sabtu (15/4/2023).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com