Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Penipuan Kirim Link Klarifikasi Unggahan Medsos, Pakar: Itu Modus "Phishing"

Kompas.com - 14/04/2023, 17:00 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penipuan online melalui media sosial kembali terjadi. Kali ini, penipuan dilakukan dengan modus meminta klarifikasi unggahan media sosial.

Kabar mengenai keberadaan modus baru penipuan ini dibagikan akun Twitter ini pada Rabu (12/4/2023).

Dalam unggahannya, Ulin Ni'am Yusron membagikan tangkapan layar pesan penipuan itu.

"Modus baru lagi. Seolah merasa tersinggung dgn postingan kita di medos & minta klarifikasi. Supaya kita penasaran postingan yang mana maka dia tautkan link. Kalau klik link itu auto hack," tulisnya.

Hingga Jumat (14/4/2023), unggahan tersebut telah tayang sebanyak 2 juta kali, disukai 17.200 akun Twitter, dan dibagikan 12.300 kali.

Baca juga: Ramai soal Modus Penipuan Phising Kuras Saldo, Ini Cara Mencegahnya


Modus penipuan

Pada modus penipuan ini, pelaku berpura-pura sebagai pihak yang dirugikan atas unggahan korban. Ia menyebut korban membagikan produk milik pelaku tanpa izin melalui Instagram.

Pelaku kemudian mengirimkan tautan dari unggahan yang dipermasalahkan.

Untuk mencegah Instagram korban diblokir, pelaku meminta agar unggahan tersebut dihapus dalam waktu 24 jam.

Jika tidak, pelaku akan melaporkan korban ke polisi sesuai UU Merek dan Indikasi Geografis Pasal 100 Ayat (1) dan (2).

Baca juga: Ramai soal Modus Penipuan Tawarkan Pekerjaan Lewat LinkedIn, Simak Cara Mengatasinya!

Penipuan phishing

Pakar keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya mengungkapkan bahwa penipuan ini merupakan modus baru dari phishing. Pelaku sengaja mengarahkan korban ke situs atau aplikasi jahat.

"Rekayasa sosial dimanfaatkan sedemikian rupa supaya korbannya terkejut dan tidak sadar menjalankan tautan yang diberikan," jelasnya kepada Kompas.com, Jumat (14/4/2023).

Dalam kejahatan ini, pelaku membagikan ancaman untuk menjebak korban membuka tautan tersebut. Nantinya, korban akan diminta mengisi data penting melalui tautan itu.

Jika dibiarkan, pelaku akan mendapatkan data korban dan dapat dimanfaatkan untuk suatu tujuan buruk.

Alfons menjelaskan, orang yang ingin mengetahui isi tautan dari pesan tersebut harus menjalankan dari perangkat yang aman. Misalnya, perangkat untuk testing. Selain itu, penerima pesan semacam itu harus berhati-hati dengan situs yang dituju.

"Cara menghindari penipuan berbasis link ini adalah jangan pernah melakukan klik tautan apapun yang diberikan," tambahnya.

Baca juga: Ramai Twit soal Modus Penipuan Lewat Surat Ditjen Pajak, Kenali Bahaya dan Cara Mengatasinya!

Halaman:

Terkini Lainnya

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com