Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Cahaya Bintang Berasal dari Puluhan Tahun Lalu, Ini Penjelasan Ahli

Kompas.com - 03/02/2023, 19:00 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ramai soal unggahan yang menyebut cahaya bintang berasal dari cahaya puluhan tahun yang lalu.

Dalam unggahan ini, warganet tersebut menyebut bahwa bintang memancarkan sinar yang bukan berasal dari cahaya di malam hari itu, melainkan cahaya yang ada berpuluh tahun sebelumnya.

Sumber sinar bintang yang berasal dari cahaya puluhan tahun lalu ini ia sebut sebagai contoh dari relativitas atau dilatasi waktu.

Lalu, benarkah sinar yang bintang pancarkan berasal dari cahaya puluhan tahun lalu dan apa ada hubungannya dengan relativitas waktu?

Baca juga: Penjelasan BRIN soal Bintang Berjajar Melintas di Langit Gunung Semeru


Baca juga: Twit Viral Lokasi Gerai Mixue Membentuk Tanda Bintang, Apakah Sengaja?

Cahaya bintang datang terlambat

 Jejak di langit malam ditinggalkan oleh BlueWalker 3(KPNO/NOIRLab/IAU/SKAO/NSF/AURA/R. Sparks) Jejak di langit malam ditinggalkan oleh BlueWalker 3

Menurut peneliti Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Andi Pangerang, bintang-bintang yang bisa diamati di langit malam memiliki jarak yang berbeda-beda menuju Bumi.

Perbedaan jarak inilah yang membuat setiap cahaya bintang akan menempuh waktu yang berbeda menuju Bumi.

Andi menyebut, Proxima Centauri adalah bintang paling dekat dengan Matahari yang memiliki jarak 4,2 tahun cahaya.

Sementara itu, bintang terjauh dari Bumi yang sudah berhasil diamati adalah Earendel yang berjarak 28 tahun cahaya.

Satu tahun cahaya kurang lebih sama dengan 9,5 triliun km. Artinya, Proxima Centauri berjarak 38 triliun km dari Matahari sementara Earendel sejauh 266 triliun km.

"Ini jarak yang cukup jauh kalau dibandingkan dengan lebar tata surya kita, sebesar 100 satuan astronomi atau sekitar 15 miliar km," jelasnya, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (3/2/2023).

Baca juga: Ramai soal Bintang Berjajar Melintas di Langit Gunung Semeru, Ini Kata BRIN

Jarak yang jauh membuat butuh waktu yang lama bagi cahaya bintang untuk sampai ke Bumi.

Andi mencontohkan, jika bintang berjarak 4 tahun cahaya dengan Bumi, maka akan membutuhkan waktu 4 tahun sesuai perhitungan waktu di Bumi sejak mulai bersinar hingga cahayanya terpancarkan.

Prakiraan ini muncul dengan catatan mengabaikan faktor ekspansi pada alam semesta.

Namun, untuk bintang yang berjarak ratusan tahun dengan Bumi, maka laju cahayanya akan dipengaruhi oleh ekspansi alam semesta.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com