KOMPAS.com- Guru memiliki jasa yang besar untuk mencerdaskan anak-anak bangsa, tak terkecuali guru-guru honorer yang tinggal di pedalaman Sumatera Selatan.
Berbeda dengan di kota, guru yang berada di pedalaman memiliki lebih banyak tantangan yang harus dihadapi ketika proses belajar mengajarnya. Seperti halnya yang dirasakan oleh Rudi Hartono.
Rudi Hartono (26), adalah seorang guru honorer di SDN 2 Muara Kulam tepatnya di Dusun Karang, Kelurahan Muara Kulam, Kecamatan Ulu Rawas, Kabupaten Musi Rawas Utara, Sumatera Selatan.
Ia bisa dikatakan sebagai superhero yang rela mempertaruhkan nyawa dengan menyeberangkan puluhan siswanya agar bisa selamat tiba di sekolah.
Cerita soal Rudi Hartono yang diunggah di akun @kitabisacom memicu banyak simpati dari warganet.
https://twitter.com/kitabisacom/status/1615650090240344064?s=20&t=SVHKevUR3gypLwTM9TMKzA
Hingga Senin (23/1/2023), unggahan video tersebut telah ditonton sebanyak 1,2 juta kali.
Baca juga: Gejala Kolesterol Tinggi Bisa Dilihat dari Warna Lidah, Ini Tandanya
Rudi Hartono menjelaskan awal mula dirinya mengajar di SDN 2 Muara Kulam itu.
"Awalnya karena saya mendapatkan informasi jika sekolah lokal kekurangan guru untuk mengajar. Lalu saya berniat untuk membantu mengajar di SDN 2 Muara Kulam itu untuk mengisi kekosongan pengajar dan membantu proses belajar mengajar disana," ujarnya saat dihubungi Kompas.com pada Minggu (22/1/2023).
Motivasi Rudi sederhana, ia tidak ingin anak-anak Rompok Karang Pinggan tidak sekolah hanya karena kekurangan guru.
"Saat saya memutuskan untuk mengajar disana, saya tanamkan dalam hati nurani saya walaupun kami berada di pedalaman tapi kami tidak ingin tertinggal, khususnya dalam bidang pendidikan," pungkasnya.
Baca juga: Kisah Pria Dominika Terkatung-katung 24 Hari di Laut, Cuma Makan Saus Tomat dan Bubuk Bawang Putih
Setiap pagi Rudi selalu menunggu kedatangan anak-anak didiknya di pinggir Sungai Muara Kulam.
Sungai itu merupakan akses satu-satunya yang dapat menghubungkan 3 desa yakni Desa Muara Kulam-Ibu Kota Kecamatan, Dusun Batu Tulis dan Dusun Karang Pinggan.
"Saya sebagai guru sangat takut dan khawatir dengan siswa-siswa karena mereka masih kecil dan harus pergi nyebrang sungai hingga masuk hutan. Saya gak mau jika ada siswa saya yang hanyut lagi. Cukup sekali kejadian tragis itu, gak boleh terulang lagi,” imbunnya.
Hal ini dikarenakan di Dusun Karang, Kelurahan Muara Kulam tempatnya mengajar itu belum dilengkapi jembatan yang bisa digunakan untuk akses menyeberangi sungai.
Baca juga: Viral, Video Kucing Masih Hidup Usai Tabrakan, Benarkah Ungkapan Kucing Punya 9 Nyawa?