Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tes PCR/Antigen Dihapus dari Syarat Perjalanan, Ini Kata Epidemiolog

Kompas.com - 28/08/2022, 17:00 WIB
Alinda Hardiantoro,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman menyoroti aturan baru bagi pelaku perjalanan dalam negeri (PPDN), khususnya penghapusan tes PCR/Antigen sebagai syarat perjalanan.

Menurut Dicky, langkah tersebut sah-sah saja untuk diterapkan. Sebab capaian vaksinasi dua dosis di Indonesia sudah mencapai lebih dari 70 persen yang diikuti dengan capaian dosis ketiganya di atas 25 persen.

Bahkan, saat ini pemerintah juga tengah memberikan vaksinasi dosis keempat bagi para tenaga kesehatan.

"Ini tentu di sisi modal dan imunitas memang jauh lebih baik. Kemudian di sisi lain progam dosis ketiga dan keempat juga sudah mulai dilakukan," ujar Dicky, saat dikonfirmasi oleh Kompas.com (28/8/2022).

Sebagai informasi, pemerintah melalui Surat Edaran Nomor 24 Tahun 2022 tentang Ketentuan Perjalanan Orang dalam Negeri dalam Masa Pandemi Covid-19 resmi menghapus tes PCR/Antigen sebagai syarat perjalanan dan menggantinya dengan vaksinasi booster.

Aturan ini berlaku efektif mulai 25 Agustus 2022.

Baca juga: Aturan Baru, Mulai 25 Agustus Pelaku Perjalanan Wajib Booster

Perketat 3T dan 5M

Meskipun penghapusan tes PCR/Antigen sebagai syarat pelaku perjalanan dalam negeri boleh dihapus, Dicky tak henti-hentinya mengingatkan penerapan 3T dan 5M.

"Adanya penghapusan tes PCR ini bisa diterima dengan catatan bahwa protokol kesehatan dalam hal ini masker hingga PR besar dalam meningkatkan sirkuliasi ventilasi ditingkatkan," terangnya.

Menurutnya, penghapusan tes PCR/Antigen sebagai syarat perjalanan bisa diganti dengan syarat lain, seperti penggunaan PeduliLindungi hingga vaksinasi booster yang saat ini diterapkan pemerintah.

"Sekali lagi syarat-syarat seperti ini adalah satu jaring pengaman yang sifatnya melengkapi," tambah dia.

Di sisi lain, penerapan 3T yakni Tes, Telusur dan Tindak lanjut juga tetap harus dilakukan sebagai strategi untuk mencegah penyebaran wabah pandemi Covid-19 yang amsih terjadi.

Bahkan, 3T ini, kata Dicky, masih perlu ditingkatkan meskipun tidak semasif sebelumnya. Sebab, penerapan 3T di Indonesia masih cukup lemah.

"5M juga harus ditingkatkan, 3T dan 5M ini tidak boleh abai," tegas Dicky.

Selain itu, pemerintah juga sebaiknya terus mendorong capaian vaksinas booster melalui fasilitas dan akses yang mudah.

"Sekali lagi yang membuat masyarakat mau untuk mendapatkan booster adalah bukan hanya dalam bentuk insentif sebagai syarat pelaku perjalanan atau bisa bepergian," jelasnya.

"Tapi juga keterbukaan dari strategi komunikasi risiko, aspek manfaat yang jelas terlihat, terasa, dan transparansi data," imbuh Dicky.

Baca juga: Aturan PPKM Jawa-Bali Terbaru 16-29 Agustus 2022

Halaman:

Terkini Lainnya

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

Tren
Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Tren
8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

Tren
Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Tren
Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Tren
Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Tren
Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com