Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aiman Witjaksono
Jurnalis

Jurnalis

Fakta Terbaru dari Otopsi Kedua Jenazah Brigadir Joshua

Kompas.com - 01/08/2022, 08:33 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SAYA mendapatkan informasi eksklusif tentang fakta baru dari otopsi kedua terhadap jenazah Brigadir Joshua yang tewas di rumah dinas Kadiv Propam Polri (kini nonaktif) Ferdy Sambo pada 8 Juli 2022. Fakta baru ini terungkap dari hasil laporan awal para dokter forensik yang melakukan otopsi kedua di Jambi pada 27 Juli 2022.

Hasilnya memunculkan sejumlah pertanyaan. Di antaranya adalah soal luka di hidung. Tentu ada masih ingat bahwa ada luka yang sebelumnya disebutkan sebagai luka sayatan oleh pihak keluarga di bagian hidung Joshua dan sudah dijahit. Pada tahap awal, polisi membantah bahwa luka tersebut adalah luka sayatan sebagaimana yang dikatakan pihak keluarga.

Baca juga: Bareskrim Tarik Kembali Penanganan Kasus Kematian Brigadir J dari Polda Metro Jaya

Polisi menyebutkan, luka tersebut meripakan luka akibat goresan peluru dari tembakan yang dilancarkan Bharada Eliezer, saat baku tembak dengan Brigadir Joshua di rumah dinas Ferdy Sambo pada 8 Juli itu.

Menurut keterangan polisi sebelumnya, Brigadir Joshua tewas dalam baku tembak dengan Bharada Eliezer.

"Penjelasan dari penyidik bahwa yang dibilang sayatan (wajah) itu karena gesekan proyektil yang ditembakkan oleh Bharada E," ujar Brigjen Pol Ramadhan kepada wartawan pada 11 Juli.

Saya mendapatkan fakta yang berbeda. Saya kutip isi dokumen otentik yang saya dapatkan.

"Autopsi kepala bagian belakang kepala di sisi kiri terdapat luka terbuka berbentuk lubang tidak beraturan, luka berbentuk lubang berbentuk corong ke arah dalam 2cm, diikuti retak tulang sekitar basis cranii. Lecet melingkari luka kedalaman tembus ke puncak hidung," demikian tertulis dalam dokumen itu.

Luka tembak di belakang kepala hingga tembus ke hidung

Tampak jelas tergambar luka berbentuk corong yang tembus hingga ke hidung, sebagaimana tertulis dalam dokumen. Saya menanyakan kepada pihak pengacara keluarga Brigadir Joshua, Kamaruddin Simanjuntak soal itu

Dokumen tersebut adalah dokumen yang dibuat oleh seorang dokter yang dikirimkan untuk mewakili pihak keluarga. Dokter itu mencatat segala apa yang disampaikan kepada kolega sesama dokter forensik, selama proses otopsi berlangsung.

"Jadi dimasukkan sonde ke dalam luka itu dan tembus ke hidung, Itu adalah luka tembak sejajar dari bagian kepala belakang tembus hingga ke hidung," kata Kamaruddin kepada saya di program AIMAN yang tayang setiap Senin pukul setengah sembilan malam di KompasTV.

Teka - teki soal hidung dijahit itu kiranya nanti bisa terbuka. Hal itu memunculkan pertanyaan lain. Bagaimana tembak-menembak yang seharusnya berhadapan antara Bharada Eliezer dengan Brigadir Joshua, lalu bisa mengenai persis kepala bagian belakang Joshua. Kedua, di mana sebetulnya posisi Bharada Eliezer? Polisi mengatakan bahwa Bharada Eliezer berada di atas tangga. Mengapa bisa terdapat luka tembak sejajar di belakang kepala Brigadir Joshua?

Belum lagi bicara soal balistik peluru, jarak, dua pertanyaan itu saja mengundang kejanggalan baru.

Baca juga: Memantau Peran State Auxialiary Bodies pada Penegakan Hukum Kasus Brigadir J

Pertanyaan berikutnya adalah apakah hal ini tidak diketahui pada otopsi yang pertama? Kenapa tidak disampaikan pada tahap awal soal ini?

Lagi-lagi sejumlah pertanyaan berderet, yang semakin menambah daftar kejanggalan dalam kasus ini.

Hasil konfirmasi ke forensik & Komnas HAM

Tak hanya soal itu, dari hasil dokumen forensik otopsi kedua juga didapatkan adanya luka tembak sejajar di sejumlah titik. Ada pula dugaan tembakan dari bawah dagu menembus bibir, sebagaimana yang disampaikan Kamaruddin kepada saya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com