KOMPAs.com - Video aksi dua bocah yang melakukan pelecehan seksual pada pengendara motor, viral di media sosial.
Video tersebut diunggah oleh akun ini melalui media sosial Twitter pada Kamis (9/6/2022).
"Hati hati buat cewek-cewek yang lewat di perempatan yang mau ke arah sukajadi (Bandung), barusan depan mata gue dua cewek digangguin anak kecil, diciumin, dipegang sampe di toel-toel, sumpah annoying banget. Be carefull guys," tulisnya.
Berdasarkan keterangan pengunggah, diketahui bahwa peristiwa itu terjadi di lampu merah Sukajadi Paskal, Kota Bandung, Jawa Barat.
Hingga Senin (13/6/2022), video tersebut telah ditonton oleh 1,3 juta pengguna media sosial Twitter dan disukai oleh 33.000 pengguna.
Tak hanya di media sosial Twitter, video serupa juga viral di media sosial instagram. Video itu diunggah oleh akun ini.
Baca juga: Video Viral Uang Tabungan Beli Motor Dimakan Rayap, Apakah Bisa Ditukarkan? Ini Kata BI
Aksi tidak senonoh yang dilakukan anak-anak di bawah umur itu mengundang geram para warganet.
Psikolog anak dari Unika Soegijapranata Semarang Christin Wibhowo mengatakan, tindakan tidak patut tersebut besar kemungkinan terjadi lantaran kurangnya pendidikan seks yang diberikan kepada anak-anak.
"Menurut saya itu karena kurangnya pendidikan seks baik di rumah maupun di sekolah," ujarnya, saat dihubungi oleh Kompas.com, Senin (13/6/2022).
Pendidikan seks merupakan salah satu edukasi penting yang sebaiknya dikenalkan sejak dini kepada anak-anak.
Dilansir dari Kompas.com (31/3/2022), pendidikan seks bisa diberikan sejak anak berusia 3 tahun. Sebagai contoh, pendidikan mengenai cara merawat dan menjaga tubuh atau kebiasaan ke toilet.
Pendidikan seks sebaiknya diimbangi dengan pendidikan karakter yang diberikan oleh orang tua.
Baca juga: Kapan Pendidikan Seks pada Anak Bisa Diberikan?
Christin mengatakan, pendidikan seks bukan hanya tugas orang tua, tetapi juga lembaga sekolah.
"Kalau pendidikan seksual menurut saya itu baik kalau yang lebih dominan dilakukan di sekolah," terangnya.
Sebab, Christin menambahkan, bahwa lembaga sekolah memiliki kurikulum dan cara penyampaian yang terstruktur sehingga tidak menimbulkan rasa risih. Namun, bukan berarti orang tua tidak berperan penting dalam memberikan pendidikan seksual kepada anak.