Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Ledakan Bom di Bandara Soekarno-Hatta, Ada yang Selamat berkat Tangisan Anak

Kompas.com - 27/04/2022, 13:25 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari ini tepat 19 tahun yang lalu, bom berkekuatan rendah meledak di area Terminal 2F Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang.

Akibat ledakan yang terjadi pada 27 April 2003 itu, 10 orang mengalami luka-luka, dua di antaranya luka berat.

Ini merupakan bom kedua yang meledak dalam sepekan setelah beberapa hari sebelumnya ledakan bom juga dilaporkan terjadi di belakang Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Jalan KH Wahid Hasyim, Jakarta Pusat.

Akibat ledakan bom di Bandara Soekarno-Hatta tersebut, kaca tempered setebal 10 cm, kaca plafon, dan kaca pembatas Skycafe yang juga setebal 10 cm di area itu pecah berantakan.

Kendati demikian, jadwal penerbangan tak terganggu akibat ledakan itu. Sebagian besar penumpang juga tak tampak panik, seperti diberitakan Harian Kompas, 28 April 2003.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Lion Air Mendarat di Laut Bali, Patah di Dua Sisi

Kesaksian warga

Seorang saksi mata bernama Asun mengatakan, lampu di kawasan area publik itu padam beberapa saat sebelum terdengar ledakan.

Setelah lampu menyala lagi, terdengar ledakan yang mengejutkan.

Asun sempat melihat beberapa orang yang berada di depan kios Trias Cafe menjerit-jerit karena luka-luka.

Saksi mata lainnya, Supriyadi, pedagang parfum, menuturkan, tak berapa lama setelah ledakan terjadi, ia melihat asap tebal di lokasi dan menyaksikan beberapa korban jatuh dan berteriak-teriak minta tolong.

Mereka cukup lama berada di wilayah itu sampai akhirnya petugas Gegana Polri tiba dan memastikan area itu aman dari kemungkinan adanya bom lainnya.

Seorang sopir taksi bernama Suyatno menjelaskan, ia menurunkan penumpang persis di seberang lokasi kejadian.

"Pas ketika mobil berhenti, terdengar ledakan amat keras. Saya kaget, tetapi tenang saja karena berpikir itu ban pesawat mungkin meletus," katanya.

Beberapa saat setelah ledakan terjadi, polisi menutup area publik sepanjang 25 meter antara pintu masuk 3EF dan pintu masuk 4FE.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Pesawat Garuda Indonesia Woyla Dibajak Komando Jihad, Semua Pelaku Tewas Ditembak Kopassus

Selamat berkat tangisan anak

Seorang warga bernama Milka Titiek mengisahkan dirinya yang terhindar dari ledakan bom berkat tangisan cucunya yang berusia sembilan bulan, Jove.

Saat itu, Jove sedang dipangku ibunya, sedangkan ayahnya sedang duduk di bangku depan kios penjual makanan dan minuman ringan.

Karena Jove menangis, ibunya pun kemudian berdiri sambil menggendong bayinya menjauh dari bangku di areal publik Terminal 2F Bandara Soekarno-Hatta itu.

"Baru berjalan beberapa langkah, tiba-tiba terdengar ledakan keras. Silvia (ibu Jove) menderita luka bakar pada betis kanannya, terkena bom. Tetapi, bayi yang digendongnya selamat," tutur Helen, adik kandung Silvia.

Baik Milka maupun Helen tak bisa membayangkan seandainya Silvia masih duduk di bangku.

"Soalnya, babysitter bernama Yuli itu mengalami luka paling parah. Kaki kirinya terpaksa diamputasi. Tadinya, Silvia duduk di sebelah Yuli," kata Helen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Lolos Babak 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026

Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Lolos Babak 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026

Tren
Cuka Apel Bermanfaat untuk Apa Saja? Ini 4 Daftar Khasiatnya

Cuka Apel Bermanfaat untuk Apa Saja? Ini 4 Daftar Khasiatnya

Tren
Bumi Terima Sinyal Misterius dari Jarak Hampir 16.000 Tahun Cahaya, Berasal dari Mana?

Bumi Terima Sinyal Misterius dari Jarak Hampir 16.000 Tahun Cahaya, Berasal dari Mana?

Tren
6 Manfaat Jalan Kaki di Walking Pad, Apa Saja?

6 Manfaat Jalan Kaki di Walking Pad, Apa Saja?

Tren
Siswi SMK di Bandung Dirundung 3 Tahun, Depresi, dan Meninggal Dunia

Siswi SMK di Bandung Dirundung 3 Tahun, Depresi, dan Meninggal Dunia

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 12-13 Juni 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 12-13 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Ormas Keagamaan yang Tolak Izin Tambang | Cara Daftar Akun PPDB Jateng 2024

[POPULER TREN] Ormas Keagamaan yang Tolak Izin Tambang | Cara Daftar Akun PPDB Jateng 2024

Tren
Update Kasus Bos Rental Tewas di Pati: Polisi Tetapkan 4 Orang Tersangka, Korban Diketahui Pernah Lapor Polisi Februari 2024

Update Kasus Bos Rental Tewas di Pati: Polisi Tetapkan 4 Orang Tersangka, Korban Diketahui Pernah Lapor Polisi Februari 2024

Tren
Alasan Pisang Berubah Warna Menjadi Cokelat jika Disimpan Terlalu Lama

Alasan Pisang Berubah Warna Menjadi Cokelat jika Disimpan Terlalu Lama

Tren
Video Cahaya Terang Melintasi Langit Sumatera Selatan, Benarkah Meteor Jatuh?

Video Cahaya Terang Melintasi Langit Sumatera Selatan, Benarkah Meteor Jatuh?

Tren
Komnas Perempuan Kritik Budi Arie Usai Sebut Perempuan Lebih Kejam dari Laki-laki

Komnas Perempuan Kritik Budi Arie Usai Sebut Perempuan Lebih Kejam dari Laki-laki

Tren
Ramai soal Grup Facebook Jual-Beli Kendaraan 'STNK Only' di Pati, Ini Kata Kapolres Pati

Ramai soal Grup Facebook Jual-Beli Kendaraan "STNK Only" di Pati, Ini Kata Kapolres Pati

Tren
2 Menteri Jokowi Buka Suara soal Polwan Bakar Suami karena Judi Online

2 Menteri Jokowi Buka Suara soal Polwan Bakar Suami karena Judi Online

Tren
Berapa Gaji dan Tunjangan Briptu RDW yang Meninggal Dibakar Istri karena Judi Online?

Berapa Gaji dan Tunjangan Briptu RDW yang Meninggal Dibakar Istri karena Judi Online?

Tren
Data Pegawainya Disebut Bocor dan Beredar di 'Dark Web', Ini Penjelasan Kemenko Perekonomian

Data Pegawainya Disebut Bocor dan Beredar di "Dark Web", Ini Penjelasan Kemenko Perekonomian

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com