Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hari Ini dalam Sejarah: Ledakan Bom di Bandara Soekarno-Hatta, Ada yang Selamat berkat Tangisan Anak

Akibat ledakan yang terjadi pada 27 April 2003 itu, 10 orang mengalami luka-luka, dua di antaranya luka berat.

Ini merupakan bom kedua yang meledak dalam sepekan setelah beberapa hari sebelumnya ledakan bom juga dilaporkan terjadi di belakang Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Jalan KH Wahid Hasyim, Jakarta Pusat.

Akibat ledakan bom di Bandara Soekarno-Hatta tersebut, kaca tempered setebal 10 cm, kaca plafon, dan kaca pembatas Skycafe yang juga setebal 10 cm di area itu pecah berantakan.

Kendati demikian, jadwal penerbangan tak terganggu akibat ledakan itu. Sebagian besar penumpang juga tak tampak panik, seperti diberitakan Harian Kompas, 28 April 2003.

Kesaksian warga

Seorang saksi mata bernama Asun mengatakan, lampu di kawasan area publik itu padam beberapa saat sebelum terdengar ledakan.

Setelah lampu menyala lagi, terdengar ledakan yang mengejutkan.

Asun sempat melihat beberapa orang yang berada di depan kios Trias Cafe menjerit-jerit karena luka-luka.

Saksi mata lainnya, Supriyadi, pedagang parfum, menuturkan, tak berapa lama setelah ledakan terjadi, ia melihat asap tebal di lokasi dan menyaksikan beberapa korban jatuh dan berteriak-teriak minta tolong.

Mereka cukup lama berada di wilayah itu sampai akhirnya petugas Gegana Polri tiba dan memastikan area itu aman dari kemungkinan adanya bom lainnya.

Seorang sopir taksi bernama Suyatno menjelaskan, ia menurunkan penumpang persis di seberang lokasi kejadian.

"Pas ketika mobil berhenti, terdengar ledakan amat keras. Saya kaget, tetapi tenang saja karena berpikir itu ban pesawat mungkin meletus," katanya.

Beberapa saat setelah ledakan terjadi, polisi menutup area publik sepanjang 25 meter antara pintu masuk 3EF dan pintu masuk 4FE.

Selamat berkat tangisan anak

Seorang warga bernama Milka Titiek mengisahkan dirinya yang terhindar dari ledakan bom berkat tangisan cucunya yang berusia sembilan bulan, Jove.

Saat itu, Jove sedang dipangku ibunya, sedangkan ayahnya sedang duduk di bangku depan kios penjual makanan dan minuman ringan.

Karena Jove menangis, ibunya pun kemudian berdiri sambil menggendong bayinya menjauh dari bangku di areal publik Terminal 2F Bandara Soekarno-Hatta itu.

"Baru berjalan beberapa langkah, tiba-tiba terdengar ledakan keras. Silvia (ibu Jove) menderita luka bakar pada betis kanannya, terkena bom. Tetapi, bayi yang digendongnya selamat," tutur Helen, adik kandung Silvia.

Baik Milka maupun Helen tak bisa membayangkan seandainya Silvia masih duduk di bangku.

"Soalnya, babysitter bernama Yuli itu mengalami luka paling parah. Kaki kirinya terpaksa diamputasi. Tadinya, Silvia duduk di sebelah Yuli," kata Helen.

https://www.kompas.com/tren/read/2022/04/27/132500465/hari-ini-dalam-sejarah-ledakan-bom-di-bandara-soekarno-hatta-ada-yang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke