Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Runutan Kasus Kerangkeng Bupati Nonaktif Langkat hingga Ditetapkan Tersangka

Kompas.com - 06/04/2022, 17:00 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kabar mengejutkan datang dari Kabupaten Langkat, Sumatera Utara pada pertengahan Januari 2022.

Sebuah kerangkeng manusia ditemukan di kediaman Bupati Nonaktif Langkat, Terbit Rencana Perangin-Angin saat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengadakan Operasi Tangkap Tangan (OTT) pada 18 Januari 2022.

Temuan itu kemudian terus diselidiki hingga akhirnya kepolisian menjerat Bupati nonaktif Langkat tersebut dengan pasal berlapis.

Berikut runutan kasus kerangkeng manusia Bupati nonaktif Langkat dari awal:

Baca juga: Fakta Baru Kasus Kerangkeng Manusia, Bupati Nonaktif Langkat Jadi Tersangka dan Dijerat Pasal Berlapis

1. Terbongkar saat OTT KPK

Keberadaan kerangkeng manusia beserta sejumlah orang di dalamnya terkuak saat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjaring Terbit dalam sebuah Operasi Tangkap Tangan (OTT) pada 18 Januari 2022.

Dilansir dari Kompas.com(25/1/2022), Terbit diketahui hendak menerima uang suap dari pihak kontraktor yang ia janjikan menang dalam tender di proyek Pemerintah Kabupaten Langkat.

Semula, OTT dilakukan di sebuah kedai kopi tempat transaksi suap awalnya diberikan, tetapi tidak didapati keberadaan yang bersangkutan di lokasi.

Polisi pun mendatangi kediaman politisi Partai Golkar itu dan langsung menangkapnya.

Baca juga: Muara Perangin-Angin Didakwa Suap Bupati Langkat Rp 572 Juta Terkait Pengaturan Proyek

2. Disebut sebagai lokasi rehabilitasi narkoba

Terbit menyebut, kerangkeng yang ada di rumahnya sebagai fasilitas rehabilitasi pengguna narkoba.

Hal itu ia sampaikan dalam wawancara yang diunggah di YouTube Pemkab Langkat, (27/3/2022).

Ia menyebut, biaya operasional yang timbul akibat kegiatan rehabilitasi itu keluar dari uang pribadi dan keluarganya.

Terbit juga mengakui, kerangkeng itu sudah ada sejak 10 tahun lalu atau sejak 2010 dan ada 3 gedung yang ia siapkan untuk pembinaan dan juga tempat peristirahatan orang-orang yang menjalani rehabilitasi itu.

Masih dari pengakuannya, selama 10 tahun berdiri sudah ada 2.000-3.000 orang yang menjalani rehabilitasi di sana.

Baca juga: Komnas HAM Apresiasi Polda Sumut Jerat Bupati Langkat dengan Pasal Berlapis pada Kasus Kerangkeng Manusia

3. Temuan Migrant Care, LPSK, dan Komnas HAM

Perhimpunan Indonesia untuk Buruh Migran Berdaulat, Migrant Care menduga kerangkeng dengan gembok yang menyerupai penjara itu digunakan untuk mengurus sekitar 40 pekerja sawit dan menjadi lokasi sejumlah tindakan eksploitasi dan penyiksaan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pajak Makanan Dibayar Restoran atau Pembeli? Ini Penjelasan Ekonom

Pajak Makanan Dibayar Restoran atau Pembeli? Ini Penjelasan Ekonom

Tren
Alasan Komisi X soal Anggota DPR Dapat Kuota KIP Kuliah

Alasan Komisi X soal Anggota DPR Dapat Kuota KIP Kuliah

Tren
Kebun Binatang di China Ubah Anjing Menyerupai Panda, Tuai Kecaman Pengunjung

Kebun Binatang di China Ubah Anjing Menyerupai Panda, Tuai Kecaman Pengunjung

Tren
Buntut Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Kemenhub Tuntut ASN Jaga Etika

Buntut Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Kemenhub Tuntut ASN Jaga Etika

Tren
Pekerjaan untuk Juru Parkir Liar Minimarket

Pekerjaan untuk Juru Parkir Liar Minimarket

Tren
Benarkah Kenaikan UKT Belakangan karena Campur Tangan Pemerintah?

Benarkah Kenaikan UKT Belakangan karena Campur Tangan Pemerintah?

Tren
Demonstran Israel Blokir Jalan dengan Batu, Truk Bantuan ke Gaza Tak Bisa Lewat

Demonstran Israel Blokir Jalan dengan Batu, Truk Bantuan ke Gaza Tak Bisa Lewat

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

Tren
Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com