Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Melatih Kebugaran Otak dengan Teka-teki

Kompas.com - 12/03/2022, 07:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

MIRIP halnya dengan otot, pada hakikatnya otak juga membutuhkan latihan demi merawat bahkan meningkatkan kebugaran.

Latihan kebugaran otak bisa dilakukan dengan berbagai cara mulai dari banyak membaca serta berdiskusi dengan orang yang setara atau lebih cerdas (diskusi dengan orang yang kurang cerdas memperlemah kebugaran otak!) sampai ke sering berupaya aktif memecahkan apa yang disebut sebagai teka-teki.

Bisa juga secara pro-aktif melatih kebugaran otak bukan hanya hanya memecahkan, namun malah menciptakan teka-teki.

Sementara bahan teka-teki cukup beranekaragam mulai dari humor sampai ke filsafat yang sangat jenaka sebab terkesan sangat serius.

Inti sukma humor yang berakar pada mashab homo ludens memang potensial didayagunakan sebagai bahan bermain dengan logika yang sangat efektif sebagai latihan kebugaran otak.

Teka-teki melatih kebugaran otak membuat manusia mampu dan mau berpikir secara lebih jitu cermat seksama sampai lincah ke luar dari garis linear alias out the box thinking.

Misalnya, kita bisa melatih kebugaran otak dengan berupaya memecahkan teka-teki tentang jembatan Suramadu yang menghubungkan pulau Jawa dan pulau Madura dengan total kepanjangan 5.438 meter.

Pada suatu hari akibat masalah teknis daya pikul jembatan Suramadu mengalami kemerosotan dahsyat sehingga hanya bisa dilalui sebuah truk dengan berat ragawi berikut muatan maksimal 5.438 kilogram sesuai kepanjangan jembatan Suramadu dalam ukuran meter.

Karena tidak ingin menimbulkan malapetaka ambruknya jembatan Suramadu, maka sebuah truk mengangkut produk jamu melintasi jembatan monumental tersebut dengan berat persis tepat 5.438 kilogram sesuai maksimal daya-pikul jembatan yang rusak itu.

Namun mujur tak bisa diraih nahas tak bisa ditolak mendadak menjelang 2 meter sampai ke pulau Madura seekor burung gelatik seberat 43 gram hinggap di atas truk.

Seharusnya jembatan Suramadu ambruk sebab berat truk plus berat jamu plus berat burung gelatik menjadi total 5.438 kilogram plus 43 gram, yang berarti melampaui daya-pikul maksimal jembatan Suramadu yang sedang rusak sehingga hanya mampu dilewati truk berikut muatan produk jamu dan gelatik maksimal 5.438 kilogram.

Namun ternyata sang truk berjaya melewati jembatan Suramadu dengan selamat sampai ke daratan pulau Madura. Kenapa bisa begitu?

Bagi para ilmuwan matematika dengan kesaktian kalkulus serta kombinatorika mungkin bisa menghitung alasan truk bisa selamat melintasi jemvatan Suramadu.

Namun jawaban sebenarnya bukan matematikal, namun lebih ke fisika enjiyering motor digerakkan dengan enerji tak terbarukan, yaitu setelah menempuh perjalanan 5.438 meter, pasti bensin yang berada di dalam tangki truk sudah berkurang beratnya, lebih dari berat badan seekor burung gereja yang hinggap di truk tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23, Kick Off 21.00 WIB

Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23, Kick Off 21.00 WIB

Tren
Siapa Kandidat Terkuat Pengganti Rafael Struick di Laga Indonesia Vs Uzbekistan?

Siapa Kandidat Terkuat Pengganti Rafael Struick di Laga Indonesia Vs Uzbekistan?

Tren
Mengapa Bisa Mengigau Saat Tidur? Ternyata Ini Penyebabnya

Mengapa Bisa Mengigau Saat Tidur? Ternyata Ini Penyebabnya

Tren
Tanggal 1 Mei Hari Libur Apa?

Tanggal 1 Mei Hari Libur Apa?

Tren
Sempat Diteriaki Warga tapi Tak Menggubris, Kakek Berusia 61 Tahun Tertabrak KA di Sragen

Sempat Diteriaki Warga tapi Tak Menggubris, Kakek Berusia 61 Tahun Tertabrak KA di Sragen

Tren
Perpanjang Pajak STNK Harus Bawa KTP Asli Pemilik Kendaraan, Bagaimana jika Sudah Meninggal?

Perpanjang Pajak STNK Harus Bawa KTP Asli Pemilik Kendaraan, Bagaimana jika Sudah Meninggal?

Tren
Air Kelapa Muda Vs Air Kelapa Tua Sehat Mana? Ini Beda dan Manfaatnya

Air Kelapa Muda Vs Air Kelapa Tua Sehat Mana? Ini Beda dan Manfaatnya

Tren
Tari Rangkuk Alu Jadi Google Doodle Hari Ini, Apa Alasannya?

Tari Rangkuk Alu Jadi Google Doodle Hari Ini, Apa Alasannya?

Tren
3 Artefak Langka Majapahit Ditemukan di AS, Nilainya Rp 6,5 Miliar

3 Artefak Langka Majapahit Ditemukan di AS, Nilainya Rp 6,5 Miliar

Tren
Penjelasan Kemenpora dan MNC Group soal Aturan Nobar Indonesia Vs Uzbekistan

Penjelasan Kemenpora dan MNC Group soal Aturan Nobar Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Ilmuwan Temukan Salah Satu Bintang Tertua di Alam Semesta, Terletak di Galaksi Tetangga

Ilmuwan Temukan Salah Satu Bintang Tertua di Alam Semesta, Terletak di Galaksi Tetangga

Tren
Korsel Akan Beri Insentif Rp 1 Miliar untuk Bayi yang Baru Lahir, Apa Alasannya?

Korsel Akan Beri Insentif Rp 1 Miliar untuk Bayi yang Baru Lahir, Apa Alasannya?

Tren
5 Air Rebusan untuk Atasi Jerawat, Salah Satunya Jahe dan Kunyit

5 Air Rebusan untuk Atasi Jerawat, Salah Satunya Jahe dan Kunyit

Tren
[POPULER TREN] Dampak La Nina bagi Indonesia | Beberapa Makanan Mengandung MIkroplastik

[POPULER TREN] Dampak La Nina bagi Indonesia | Beberapa Makanan Mengandung MIkroplastik

Tren
Benarkah Parkir Liar Bisa Dipidana 9 Tahun? Ini Penjelasan Ahli Hukum

Benarkah Parkir Liar Bisa Dipidana 9 Tahun? Ini Penjelasan Ahli Hukum

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com