KOMPAS.com - Pemerintah sudah memberlakuan program vaksinasi dosis ketiga atau vaksin booster kepada masyarakat Indonesia.
Masyarakat tidak perlu membayar untuk melakukan vaksinasi booster, karena pemerintah telah memastikan untuk memberikannya secara gratis.
Dengan vaksinasi booster diharapakan dapat memperpanjang tingkat kekebalan dan masa perlindungan bagi masyarakat.
Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan, terdapat dua mekanisme terkait dosis dan jenis vaksin yang akan diberikan kepada calon penerima vaksinasi booster.
Baca juga: Ketahui, Ini Efek Samping Vaksin Covid-19 Booster
Vaksinasi booster akan dilakukan dengan mekanisme homolog dan heterolog.
Homolog, yaitu pemberian vaksin booster dengan menggunakan vaksin yang sama dengan vaksin primer dosis lengkap yang sudah didapat sebelumnya.
Sedangkan heterolog, yaitu pemberian vaksin booster dengan menggunakan vaksin berbeda dengan vaksinasi primer dosis lengkap yang sudah didapat sebelumnya.
Untuk jenis dosis primer Sinovac maka akan diberikan vaksin AstraZeneca separuh dosis (0,25ml) atau vaksin Pfizer, separuuh dosis (0,15ml)
Dan jenis vaksinasi dosis primer AstraZeneca maka akan diberikan vaksin Moderna separuh dosis (0,25ml) atau vaksin Pfizer separuh dosis (0,15ml).
Baca juga: Berikut Gejala Omicron dan Pengobatannya
Dilansir dari Kompas.com (24/01/2022), di dalam memasukkan vaksin ke dalam tubuh, tidak dipungkiri akan muncul efek samping atau kejadian ikutan pasca-imunitas (KIPI) setelah pemberian vaksin booster.
Walaupun dengan adanya gejala KIPI, hal ini dinilai wajar oleh para ahli dan akan mereda dalam beberapa waktu.
Diketahui, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menerbitkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) pada lima jenis vaksin.
Kelima vaktsin tersebut adalah Coronavac PT Bio Farma, Pfizer, AstraZeneca, Moderna dan Zifivax.
Baca juga: Kata Epidemiolog soal Puncak Gelombang Omicron
Vaksin CoronaVac atau vaksin Covid-19 Bio Farma merupakan salah satu vaksin yang dijadikan vaksin booster oleh pemerintah.