Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Semoga Libur Natal dan Tahun Baru Tak Berujung Kelabu

Kompas.com - 17/12/2021, 09:07 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Frangky Selamat*

LIBUR akhir tahun yang kini populer disebut libur Nataru (Natal dan tahun baru) menjadi momen yang paling ditunggu sebagian kalangan. Tidak cuma bagi umat Nasrani yang merayakan Natal tapi siapa saja yang memanfaatkan akhir tahun sebagai saat yang tepat untuk berlibur.

Liburan dimaknai sebagai waktu bebas dari pekerjaan serta kesempatan untuk relaksasi dan rekreasi (Inglis, 2000; Cohen, 1979). Sebagai waktu beristirahat dari rutinitas, liburan identik dengan ketenangan serta memperoleh kekuatan dan ide-ide yang menyegarkan (Opaschowski, 2002).

Baca juga: Libur Natal dan Tahun Baru, Polda Jateng Siapkan 76 Pos Pengamanan di Kawasan Wisata

Perjalanan yang menyenangkan selama liburan dapat “meremajakan” panca indra (senses) dan menciptakan kenangan khusus seperti mengunjungi suatu tempat untuk pertama kali (Mehmetoglu, 2012).

Kondisi pandemi yang makin terkendali mendorong warga untuk berlibur. Berbeda dengan situasi tahun lalu ketika angka penularan Covid-19 yang terus naik, tidak banyak yang berani melakukan perjalanan liburan.

Segelintir berita malah menyebutkan warga yang berani berlibur saat itu dan tidak taat protokol kesehatan di destinasi wisata, pulang membawa “oleh-oleh” tertular.

Kini kondisi jauh lebih baik. Saat berlibur tiba.

PPKM membuyarkan rencana

Apa hendak dikata, untuk tetap mempertahankan kondisi yang sedang kondusif ini, pemerintah sempat menetapkan PPKM level 3 di seluruh Indonesia pada masa libur Nataru. Kegalauan pun melanda berbagai pihak.

Mereka yang berencana bepergian terpaksa mengatur ulang jadwal bahkan memajukan tanggal berlibur. Tidak heran jika di sejumlah ruas jalan menuju daerah wisata mobilitas meningkat tajam.

Tempat-tempat wisata mendadak ramai. Padahal belum saatnya libur Natal dan tahun baru.
Pengelola hotel dan penginapan hanya bisa pasrah. Pembatalan atau pengaturan ulang jadwal terjadi. Bahkan pemesanan kamar hotel jelang liburan Nataru pun sepi.

Ketersediaan kamar hotel dalam rentang tanggal 30 Desember 2021 hingga 1 Januari 2022, masih tersedia dalam jumlah besar di sejumlah destinasi wisata favorit.

Ilustrasi tahun baruShutterstock Ilustrasi tahun baru
Seorang karyawan bagian reservasi sebuah hotel terkemuka juga mengakui kondisi ini. Mereka masih menunggu situasi, apakah tarif kamar masih mungkin diturunkan untuk menarik pengunjung datang.

“Banyak yang khawatir terjadi penyekatan sehingga tidak bisa sampai di hotel,” tuturnya menjelaskan.

Sementara para pelaku UMKM di berbagai destinasi wisata urung menyiapkan persediaan barang dagangan lebih banyak lagi karena menduga banyak orang membatalkan liburan.
Semua pihak terkait sepakat tiarap. Liburan Nataru tahun ini akan sunyi.

Namun begitu pemerintah melalui keterangan tertulis pada Senin, 6 Desember 2021 membatalkan penerapan PPKM level 3 untuk seluruh wilayah, kondisi sontak berubah.
Reservasi kamar hotel dan tiket pesawat, seolah menemukan momentumnya kembali.

Baca juga: Menpan RB Minta ASN Patuh dan Jadi Contoh untuk Tak Bepergian Saat Libur Natal-Tahun Baru

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com