Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Ledakan Bom yang Menewaskan Presiden Lebanon Rene Moawad

Kompas.com - 22/11/2021, 11:05 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari ini 32 tahun lalu, tepatnya 22 November 1989, ledakan bom di Beirut, Lebanon menewaskan Presiden Lebanon, Rene Moawad.

Melansir New York Times, 23 November 1989, ledakan itu terjadi ketika iring-iringan mobil presiden dalam perjalanan kembali ke Istana usai menghadiri perayaan hari kemerdekaan.

Selain menewaskan sang Presiden, ledakan itu juga menewaskan 23 orang lainnya dan mengakibatkan jalan berlubang selebar 9 meter dengan kedalaman 1,8 meter.

Sementara, mobil Mercedes yang ditumpangi Presiden Rene Moawad hancur berkeping-keping.

Ledakan tersebut juga merupakan pukulan telak bagi upaya Lebanon mencapai perdamaian, setelah lebih dari 14 tahun dilanda perang.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Film Rocky Tayang Perdana

Bom seberat 181 kilogram

Polisi menyebutkan, ledakan itu disebabkan bom seberat 181 kilogram yang disembunyikan di sebuah gubuk pinggir jalan di sepanjang rute konvoi tujuh mobil presiden.

Menurut polisi, bom itu dipicu oleh remot kontrol, tepat saat mobil Moawad yang berada di barisan kelima melintas. Sepuluh orang pengawal Moawad turut menjadi korban tewas.

Perdana Menteri Selim al-Hoss dan Ketua Parlemen Hussein al-Husseini yang berada di dalam mobil di belakang mobil Presiden berhasil lolos dari ledakan tanpa cedera.

Selim al-Hoss menangis saat mengumumkan kematian Moawad di televisi pemerintah.

"Diiringi dengan rasa sedih dan amarah, saya berduka atas kematian Anda (Moawad), martir persatuan Lebanon, martir perdamaian dan cinta," kata al-Hoss.

Kurang dari 24 jam sebelum kematiannya, Moawad memberikan pidato resmi pertamanya sekaligus yang terakhir, kepada rakyat Lebanaon,

Ia menyerukan agar seluruh rakyat Lebanon bersatu, bersukacita, serta bekerja sama untuk membangun kembali negara.

''Keputusan untuk keselamatan (Lebanon) telah dibuat, dan itu akan dilaksanakan tidak peduli apa pun hambatannya. Kita tidak akan membiarkan keserakahan dan keinginan siapa pun menghalangi perdamaian,'' kata Moawad.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Microsoft Luncurkan Xbox

Militer dituduh bertanggung jawab

Melansir UPI, 22 November 1989, Moawad terpilih sebagai Presiden pada 5 November 1989 dalam pemilihan yang dilakukan oleh anggota parlemen Lebanon.

Pemilihan tersebut adalah bagian dari perjanjian perdamaian yang diinisiasi Liga Arab yang disetujui oleh mayoritas 73 anggota parlemen Lebanon pada 23 Oktober di Taif, Arab Saudi.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com