KOMPAS.com - Amandel merupakan dua kelenjar getah bening yang terletak di setiap sisi belakang tenggorokan.
Amandel berfungsi sebagai mekanisme pertahanan dan membantu tubuh mencegah infeksi.
Saat amandel terinfeksi, kondisi ini disebut tonsilitis atau radang amandel.
Radang amandel atau tonsilitis dapat terjadi di semua kelompok usia.
Baca juga: Miliki Gejala Serupa, Ini Beda Flu dengan Covid-19
Menurut laman WebMD, terdapat tiga jenis tonsilitis (radang amandel) yaitu akut, kronis, dan berulang, dengan penjelasan sebagai berikut:
Baca juga: Apa Itu Penyakit Sepsis seperti yang Dialami Chicco Jerikho?
Gejala dari radang amandel atau tonsilitis meliputi sakit tenggorokan, amandel membengkak, dan demam.
Tonsilitis mudah didiagnosis dan biasanya gejala akan hilang dalam 7-10 hari.
Dituliskan NHS, berikut beberapa kemungkinan gejala radang amandel (tonsilitis):
Baca juga: Dari Korsel hingga Jepang, Mengapa Flu Burung Kembali Mewabah?
Jika gejala berlangsung sekitar 10 hari atau kurang, ini dianggap tonsilitis akut.
Sementara apabila gejala berlangsung lebih lama atau muncul kembali beberapa kali dalam setahun, maka kemungkinan tonsilitis kronis atau berulang.
Tonsilitis akut dapat membaik dengan perawatan di rumah, tapi dalam beberapa kasus mungkin membutuhkan perawatan lain seperti antibiotik.
Tonsilitis kronis dapat menyebabkan batu amandel, keadaan sel-sel mati, air liur, dan makanan menumpuk di celah-celah amandel, yang pada akhirnya bisa mengeras dan menjadi batu-batu kecil.
Kondisi ini kemungkinan perlu mendapatkan perawatan medis, diangkat dengan operasi amandel.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Merkuri dan Bahayanya bagi Kesehatan
Melansir Healthline, amandel merupakan garis pertahanan pertama melawan penyakit. Ini akan menghasilkan sel darah putih yang membantu tubuh melawan infeksi.