Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Total Vaksinasi Covid-19 RI Tembus 200 Juta Dosis, Ini Kata Kemenkes

Kompas.com - 13/11/2021, 14:30 WIB
Retia Kartika Dewi,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan, vaksinasi Covid-19 di Indonesia saat ini sudah melampaui 200 juta suntikan.

Berdasarkan data dari Kemenkes, hingga Jumat (12/11/2021) pukul 18.00 WIB, rincian total vaksinasi yang sudah diberikan di Indonesia sebagai berikut:

  • Total vaksinasi dosis pertama: 129.449.793 suntikan (62,16 persen)
  • Total vaksinasi dosis kedua: 83.115.413 suntikan (39,91 persen)
  • Total vaksinasi dosis ketiga: 1.183.090 suntikan (80,55 persen)

Sehingga total vaksinasi Covid-19 yang sudah diberikan kepada masyarakat Indonesia sebanyak 213.748.296 suntikan.

Baca juga: Cara Download Sertifikat Vaksin Covid-19 Melalui Chatbot WhatsApp PeduliLindungi

Masih kurang 213 juta dosis lagi

 Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan, dari angka tersebut, Indonesia masih perlu 213 juta dosis untuk anak-anak usia di atas 12 tahun hingga orang dewasa.

"Dosis pertama masih 38 persen, dosis kedua 61 persen, dan dosis ketiga 20 persennya dari total dosis, yang kita suntikan sudah 213 juta dosis," ujar Nadia, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (13/11/2021).

"Sehingga masih 213 juta dosis yang perlu disuntikkan pada usia di atas 12 tahun sampai dewasa," lanjut dia.

Jumlah tersebut menyesuaikan total dosis yang diberikan oleh pemerintah yakni sekitar 416 juta dosis.

Tantangan vaksinasi Covid-19 di Indonesia

Nadia mengatakan bahwa program vaksinasi Covid-19 mengalami tantangan tersendiri agar bisa menjangkau sebagian besar masyarakat Indonesia.

Menurut dia, tantangan ini karena jangkauan ke daerah terpencil yang secara letak geografis dan transportasinya sulit diakses.

"Saat ini kita mulai menjangkau ke daerah rural yang umumnya tantangan geografisnya dan transportasi sulit," ujar Nadia.

Kendala ini juga berkaitan dengan jarak antara rumah penduduk dan fasilitas kesehatan (faskes) yang jauh, terbatasnya petugas vaksinasi, dan masyarakat yang pilih-pilih jenis vaksin.

"Ada juga masyarakat yang memilih jenis vaksin," lanjut dia.

Baca juga: Ramai Warga Sulit Dapat Vaksin Dosis Kedua, Ini Tanggapan Kemenkes

Masyarakat jangan pilih-pilih vaksin

Untuk membantu meningkatkan kekebalan kelompok dengan program vaksinasi Covid-19, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menegaskan, masyarakat agar tidak pilih-pilih jenis vaksin.

Sebab, apapun jenis vaksin Covid-19 selutuhnya memberikan manfaat yang sama.

"Dengan adanya beberapa macam vaksin ini kami imbau agar masyarakat tidak pilih-pilih vaksin karena semua vaksin memberikan manfaat yang sama yaitu membangun antibodi tubuh kita," ujar Menkes Budi, dikutip dari Kompas.com, Senin (23/8/2021).

Selain itu, program vaksinasi Covid-19 yang berlaku di Indonesia dilakukan secara gratis untuk seluruh warga.

Budi menegaskan, jika ada oknum yang meminta pungutan kepada masyarakat segera laporkan hal tersebut.

"Kalau ada yang meminta pembayaran silakan hubungi pengaduan Kemkes di nomor telepon 1500567 atau di emailnya pengaduan.itjen@kemkes.go.id," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Tren
Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Tren
Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Tren
Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Tren
Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Tren
Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Tren
DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

Tren
Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Tren
Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Tren
Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Tren
Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Tren
Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Tren
Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Tren
BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com