Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Ribuan Burung Pipit Mendadak Berjatuhan di Bali...

Kompas.com - 11/09/2021, 16:18 WIB
Farid Assifa

Penulis

KOMPAS.com - Ribuan burung pipit berjatuhan di Bali, tepatnya di Banjar Sema, Desa Pering, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar.

Hal tersebut awalnya diketahui oleh seorang warga bernama Kadek Sutika yang kala itu sedang menuju rumah temannya mengendari motor pada Kamis (9/9/2021) pukul 08.00 Wita.

"Saya lihat ke kuburan, anak-anak sudah banyak yang mengambil-ambil burung itu. Saya lihat ada banyak burung di bawah pohon, ada yang mati, ada yang masih hidup," kata Sutika kepada Kompas.com, Jumat (10/9/2021).

Sutika memperkirakan burung-burung yang berjatuhan itu mencapai ribuan ekor.

Baca juga: Aneh, Ribuan Burung Pipit Berjatuhan di Kuburan di Bali, Apa Penyebabnya?

Kasubah Tata Usaha Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) bali Prawono Meruanto mengatakan, fenomena ribuan burung berjatuhan itu adalah peristiwa aneh dan baru pertama kali terjadi di Bali.

"Jadi, sebuah hal yang aneh juga kalau melihat kondisi burung-burung seperti itu (berjatuhan). Artinya, kita tidak tahu, (apa) jatuh langsung, kita juga tidak tahu. Ini baru pertama yang saya ketahui," kata Meruanto, Kamis (9/9/2021).

Apa penyebabnya?

Kepala Bidang Kesehatan Hewan Kabupaten Gianyar, Made Santiarka menyebutkan bahwa peristiwa burung berjatuhan adalah fenomena alam.

Ia menduga penyebabnya adalah mereka tak kuat melawan cuaca esktrem, berupa hujan dan angin kencang yang merupakan peralihan musim kemarau menuju musim hujan.

Menurutnya, cuaca ekstrem itu mennyebabkan hujan lebat sehingga memicu tekanan udara rendah. Dengan tekanan udara rendah, burung-burung pun enggan lari dan memilih diam. Akibatnya mereka basah kuyup dan sakit hingga mati.

"Memang kekuatan burung berbeda dengan kekuatan lainnya," kata Santiarka.

Dugaan penyebab lain disampaikan Prawono. Menurutnya, bisa jadi burung berjatuhan dan sebagian mati akibat keracunan pestisida.

Baca juga: Ribuan Burung Pipit Berjatuhan di Bali, Ini Dugaan Penyebab dan Analisanya

Sebab, berdasarkan penyelidikan tim BKSDA di Desa Pering, banyak warga menggunakan pestisida nonalami.

"Jadi dugaan saya adalah burung-burung tersebut keracunan dari pestisida," kata Prawono. (Sumber: Kompas.com/ Penulis: Kontributor Bali, Ach Fawadi | Editor: Robertus Belarminus)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com