Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Ibu Hamil Boleh Disuntik Vaksin Covid-19?

Kompas.com - 09/08/2021, 19:33 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ibu hamil masuk ke dalam kategori kelompok rentan terhadap paparan virus corona penyebab Covid-19.

Dalam sebuah webinar, Kepala Instalasi Maternal Perinatal RSUP DR Sardjito, dr. Irwan Taufiqur Rachman, Sp.OG(K), mengatakan, sebesar 51,9 persen ibu hamil yang terinfeksi Covid-19 tidak menunjukkan gejala.

Selain membahayakan ibu hamil dan janin, infeksi virus corona pada ibu hamil juga rentan menularkan kepada tenaga medis yang merawatnya. Akibatnya, banyak dokter spesialis obstetri dan ginekologi yang meninggal dunia.

Apakah ibu hamil boleh disuntik vaksin Covid-19 untuk meminimalisasi risiko jika terpapar virus corona?

Baca juga: INFOGRAFIK: Syarat Vaksinasi Covid-19 bagi Ibu Hamil

Kelompok rentan

Ibu hamil dengan Covid-19 dapat mengalami perburukan apabila dalam tubuh inangnya terjadi peningkatan sitokin. Sitokin muncul sebagai respons imun terhadap virus.

Saat terjadi badai sitokin, tubuh melepaskan terlalu banyak sitokin ke dalam darah dalam jangka waktu yang sangat cepat. Akibatnya, sel imun justru menyerang jaringan dan sel tubuh yang sehat.

Oleh karena itu, Irwan menyarankan pemberian vaksin Covid-19 pada ibu hamil.

"Rekomendasi dan jenis vaksin bagi ibu hamil dan ibu menyusui adalah jenis vaksin inactivated dan adjuvant seperti model RNA: Moderna, Pfizer dan J&J Janssen," ujar Irwan, mengutip laman Fakultas Kedokteran UGM, Senin (9/8/2021).

Para ahli percaya bahwa vaksin Covid-19 kemungkinan tidak menimbulkan risiko bagi ibu hamil.

"Namun perlu juga diketahui bahwa saat ini penelitian tentang keamaan vaksin Covid pada ibu hamil masih terbatas yang dikarenakan permasalahan etik," terang Irwan.

Rekomendasi WHO

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, ibu hamil boleh menerima vaksin Covid-19.

Pernyataan itu didasarkan pada bahan baku yang digunakan untuk membuat vaksin yang digunakan saat ini.

"Platform yang kami gunakan saat ini untuk vaksin adalah platform mRNA, virus yang tidak aktif atau platform vektor virus atau protein subunit. Tidak satu pun dari mereka memuat virus hidup yang dapat berkembang biak di dalam tubuh dan berpotensi menimbulkan masalah," kata Kepala Peneliti WHO, Soumya Swaminathan.

Jika diperbandingkan, manfaat vaksin pada ibu hamil lebih besar daripada risikonya.

Ia juga mengatakan, ibu hamil berisiko lebih tinggi terkena Covid-19 parah. Bayi dalam kandungan pun berisiko tinggi lahir dalam keadaan prematur.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

23 Kata Tertua di Dunia yang Sudah Berusia 15.000 Tahun, Beberapa Masih Digunakan hingga Kini

23 Kata Tertua di Dunia yang Sudah Berusia 15.000 Tahun, Beberapa Masih Digunakan hingga Kini

Tren
5 Destinasi Wisata Dunia Khusus Pria, Wanita Dilarang Masuk

5 Destinasi Wisata Dunia Khusus Pria, Wanita Dilarang Masuk

Tren
5 Teleskop Terbesar di Dunia, Ada yang Diameternya Mencapai 500 Meter

5 Teleskop Terbesar di Dunia, Ada yang Diameternya Mencapai 500 Meter

Tren
11 Tanda Seseorang Mengalami Demensia, Salah Satunya Melupakan Nama Teman Dekat

11 Tanda Seseorang Mengalami Demensia, Salah Satunya Melupakan Nama Teman Dekat

Tren
Ramai soal Menantu Anwar Usman Ditunjuk Jadi Direktur Pemasaran dan Operasi PT Patra Logistik, Pertamina: 'Track Record' Baik

Ramai soal Menantu Anwar Usman Ditunjuk Jadi Direktur Pemasaran dan Operasi PT Patra Logistik, Pertamina: "Track Record" Baik

Tren
Pertama Kali di Dunia, Hiu Macan Muntahkan Ekidna, Mamalia Berduri Mirip Landak

Pertama Kali di Dunia, Hiu Macan Muntahkan Ekidna, Mamalia Berduri Mirip Landak

Tren
Ramai soal Besaran Iuran BPJS Kesehatan Akan Disesuaikan dengan Gaji per Juli, Ini Faktanya

Ramai soal Besaran Iuran BPJS Kesehatan Akan Disesuaikan dengan Gaji per Juli, Ini Faktanya

Tren
Peneliti: Virus Covid-19 Dapat Bertahan dalam Sperma Selama Berbulan-bulan sejak Terinfeksi

Peneliti: Virus Covid-19 Dapat Bertahan dalam Sperma Selama Berbulan-bulan sejak Terinfeksi

Tren
Benarkah Air Tebu Akan Basi 15 Menit Setelah Diperas? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Benarkah Air Tebu Akan Basi 15 Menit Setelah Diperas? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Apakah BPJS Kesehatan Menanggung Biaya Pengobatan dan Cabut Gigi Bungsu?

Apakah BPJS Kesehatan Menanggung Biaya Pengobatan dan Cabut Gigi Bungsu?

Tren
Apa Itu Pupuk Kompos? Berikut Manfaatnya bagi Tanah dan Tanaman

Apa Itu Pupuk Kompos? Berikut Manfaatnya bagi Tanah dan Tanaman

Tren
Usai Menyesal, Menteri Basuki Klarifikasi Tapera Ditunda dan Bakal Lapor Jokowi

Usai Menyesal, Menteri Basuki Klarifikasi Tapera Ditunda dan Bakal Lapor Jokowi

Tren
Nasib Mahasiswa UM Palembang Pelaku Plagiat Skripsi, Gagal Wisuda dan Diskors

Nasib Mahasiswa UM Palembang Pelaku Plagiat Skripsi, Gagal Wisuda dan Diskors

Tren
Air Terjun di China Tuai Protes karena Mengalir dari Pipa Buatan Manusia

Air Terjun di China Tuai Protes karena Mengalir dari Pipa Buatan Manusia

Tren
Suntik KB pada Kucing Disebut Bisa Picu Kanker, Benarkah?

Suntik KB pada Kucing Disebut Bisa Picu Kanker, Benarkah?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com