KOMPAS.com - Beberapa waktu terakhir, gejala happy hypoxia ternyata tidak disadari dapat menyerang penderita Covid-19.
Namun bagi orang yang tidak mengetahui tanda-tanda terjadinya happy hypoxia, dapat berakibat fatal.
Apa itu Happy hypoxia syndrome?
Happy hypoxia adalah kondisi kadar oksigen menurun namun penderita masih terlihat normal, padahal gejala ini dapat berisiko fatal.
Dilansir dari Kompas.com, dalam kondisi ini orang yang saturasi oksigen menurun akan mengalami tanda seperti sesak napas, terengah-engah, sakit kepala, gelisah atau sebagian kulit terlihat kebiruan.
Sementara kadar saturasi oksigen pada kondisi normal yaitu antara 95 hingga 100 persen.
Beberapa penemuan kasus happy hypoxia di Indonesia.
Salah satunya Kepala Puskesmas di Bengkayang, Kalimantan Barat, Kamis (8/7/2021) lalu meninggal dunia karena terkena gejala happy hypoxia.
Tidak hanya itu, laman resmi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan RS Persahabatan Jakarta menyebutkan bahwa beberapa kasus happy hypoxia dilaporkan sejak Maret 2020 lalu.
Baca juga: Bisa Berakibat Fatal, Kenali Happy Hypoxia pada Pasien Covid-19
Tanda orang terkena happy hypoxia
Orang yang terkena happy hypoxia memiliki tanda terjadinya kondisi kadar saturasi oksigen rendah akan muncul melalui sinyal organ vital, seperti gincal, otak, jantung yang bermasalah karena kekurangan oksigen.
Sementara pada sejumlah kasus, pasien Covid-19 dengan tanda terjadinya happy hypoxia terlihat baik-baik saja meskipun sedang kekurangan oksigen.
Meskipun tidak menunjukkan tanda kekurangan oksigen, namun adanya gejala happy hyoxia dapat diwaspadai ketika:
- Tubuh terasa lemas
- Bibir atau jari-jari kebiruan
- Kadar saturasi oksigen turun hingga di bawah 94 persen.
Jika pasien Covid-19 mengalami tanda tersebut dan sedang menjalani isolasi mandiri, sebaiknya untuk segera memeriksakan diri ke rumah sakit.