KOMPAS.com – Seorang bocah 10 tahun yang tinggal di Kelurahan Mangga, Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Medan, meninggal dunia setelah digigit oleh anjing tetangganya.
Pihak keluarga mengaku telah mencarikan suntikan vaksin Anti Rabies untuk bocah tersebut. Sayangnya, rumah sakit hingga apotek kehabisan stok.
Keluarga mencari vaksin anti-rabies pada Kamis (10/6/2021) dan baru mendapatkan vaksin pada Sabtu (12/6/2021).
Sementara itu, terkait sulitnya vaksin anti rabies didapatkan, Wali Kota Medan Boby Nasution berencana akan membenahi teknis penyebaran vaksin anti-rabies untuk disuntikkan ke hewan dan manusia.
Baca juga: Cerita Ibu yang Anaknya Tewas Usai Digigit Anjing Tetangga, Keluhkan Sulit Cari Vaksin Anti-rabies
Apa yang perlu diketahui soal rabies dan penanganannya?
Dikutip dari CDC, rabies merupakan penyakit virus yang ditularkan melalui gigitan hewan rabies.
Web MD, menuliskan, virus ini menyerang otak dan sumsum tulang belakang dan dapat diderita oleh semua mamalia termasuk anjing dan manusia.
Meskipun bisa dicegah dan diobati jika diketahui sejak dini, ketika gejala rabies muncul, bisa menyebabkan akibat yang fatal.
Rabies disekresikan dalam air liur dan paling sering ditularkan melalui luka gigitan dari hewan yang terinfeksi.
Ketika gigitan merusak kulit, virus akan memasuki aliran darah.
Bisa juga melalui luka yang terbuka dan terkena air liur hewan yang terinfeksi kemudian dijilat hewan yang terinfeksi.
Meskipun bisa menular antara binatang peliharaan, rabies bisa juga karena hewan peliharaan mendapatkannya dari paparan hewan liar seperti kelelawar, rakun dan rubah.
Baca juga: Bisakah Kucing Terkena Rabies? Ini Penjelasan dan Gejalanya
Dikutip dari Medical News Today, rabies di AS bisa tertangani karena adanya kemajuan dalam kedokteran, kesadaran, dan program vaksinasi.
Secara global, rabies masih menjadi masalah. Setidaknya, puluhan ribu kematian terjadi karena rabies setiap tahun dengan sebagian besar di perdesaan di Asia Tenggara dan Afrika.
Lebih dari 95 persen disebabkan oleh anjing.