Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Dongeng Negeri Anti Korupsi

Kompas.com - 01/06/2021, 17:11 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

ALKISAH rakyat Negeri Anti Korupsi semula hidup sejahtera adil-makmur sebab tidak ada koruptor yang mengorupsi uang rakyat.

Namun setelah Negeri Anti Korupsi mulai menghadirkan demokrasi maka mulai ada koruptor tega mengorupsi uang rakyat.

Bahkan kemudian korupsi mendemokratiskan diri sehingga terjadilah pemerataan korupsi yang dilakukan oleh para pejabat negara mulai dari jenjang teratas sampai ke jenjang terbawah.

Korupsi sedemikian merajalela sehingga uang negara terkuras habis maka negara terpaksa berhutang ke luar negeri baik secara langsung bilateral mau pun lewat Bank Dunia.

Maka Negeri Anti Korupsi mendirikan lembaga antirasuah yang diberi nama KPK sebagai akronim Komite Pemberantasan Korupsi.

Semula KPK sangat dipuji bahkan dipuja sebab bekerja menunaikan tugas memberantas korupsi secara sangat baik.

Namun mujur tak bisa diraih malang tak bisa ditolak ternyata KPK bekerja menunaikan tugas memberantas korupsi secara baik dalam arti sama sekali tidak pandang bulu sehingga banyak penguasa merasa terancam oleh kegigihan kerja KPK.

Makin lama jumlah penguasa yang merasa terancam makin bertambah sehingga akhirnya bersatupadu melawan ancaman KPK.

Mereka yang merasa terancam kreatif menciptakan berbagai cara, taktik, strategi baik yang terstruktur, sistematis dan masif mau pun yang tidak terstruktur, tidak sistematis dan tidak masif demi mengurangi ancaman KPK terhadap diri mereka.

Kreativitas melawan petugas KPK beranekaragam, mulai dari sebar fitnah video mesum sampai ke penyiraman wajah dengan air keras.

Akhirnya para petugas KPK yang terlalu konsekuen dan konsisten menunaikan tugas berhasil diberhentikan dari tugas masing-masing demi tidak menjadi ancaman yang membahayakan mereka yang merasa dirinya terancam oleh kegigihan kerja para petugas KPK.

Namun ketika muncul rencana mengganti kepanjangan akronim KPK menjadi Komite Penyelamat Koruptor maka para cendekiawan serta rakyat Negeri Anti Korupsi protes keras sehingga akhirnya terpaksa rencana tersebut dibatalkan.

Bahkan para petugas KPK yang diberhentikan bertugas diundang untuk kembali bertugas memberantas korupsi.

Silakan percaya atau tidak percaya kisah Negeri Anti Korupsi ini sebab namanya juga cuma dongeng buatan saya belaka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

6 Kondisi Penumpang Kereta yang Berhak Dapat Kompensasi KAI, Apa Saja?

6 Kondisi Penumpang Kereta yang Berhak Dapat Kompensasi KAI, Apa Saja?

Tren
3 Pemain Uzbekistan yang Patut Diwaspadai Timnas Indonesia, Salah Satunya Punya Nilai Rp 86,81 Miliar

3 Pemain Uzbekistan yang Patut Diwaspadai Timnas Indonesia, Salah Satunya Punya Nilai Rp 86,81 Miliar

Tren
Sepak Terjang Benny Sinomba Siregar, Paman Bobby Nasution yang Ditunjuk Jadi Plh Sekda Kota Medan

Sepak Terjang Benny Sinomba Siregar, Paman Bobby Nasution yang Ditunjuk Jadi Plh Sekda Kota Medan

Tren
Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23, Kick Off 21.00 WIB

Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23, Kick Off 21.00 WIB

Tren
Siapa Kandidat Terkuat Pengganti Rafael Struick di Laga Indonesia Vs Uzbekistan?

Siapa Kandidat Terkuat Pengganti Rafael Struick di Laga Indonesia Vs Uzbekistan?

Tren
Mengapa Bisa Mengigau Saat Tidur? Ternyata Ini Penyebabnya

Mengapa Bisa Mengigau Saat Tidur? Ternyata Ini Penyebabnya

Tren
Tanggal 1 Mei Hari Libur Apa?

Tanggal 1 Mei Hari Libur Apa?

Tren
Sempat Diteriaki Warga tapi Tak Menggubris, Kakek Berusia 61 Tahun Tertabrak KA di Sragen

Sempat Diteriaki Warga tapi Tak Menggubris, Kakek Berusia 61 Tahun Tertabrak KA di Sragen

Tren
Perpanjang Pajak STNK Harus Bawa KTP Asli Pemilik Kendaraan, Bagaimana jika Sudah Meninggal?

Perpanjang Pajak STNK Harus Bawa KTP Asli Pemilik Kendaraan, Bagaimana jika Sudah Meninggal?

Tren
Air Kelapa Muda Vs Air Kelapa Tua Sehat Mana? Ini Beda dan Manfaatnya

Air Kelapa Muda Vs Air Kelapa Tua Sehat Mana? Ini Beda dan Manfaatnya

Tren
Tari Rangkuk Alu Jadi Google Doodle Hari Ini, Apa Alasannya?

Tari Rangkuk Alu Jadi Google Doodle Hari Ini, Apa Alasannya?

Tren
3 Artefak Langka Majapahit Ditemukan di AS, Nilainya Rp 6,5 Miliar

3 Artefak Langka Majapahit Ditemukan di AS, Nilainya Rp 6,5 Miliar

Tren
Penjelasan Kemenpora dan MNC Group soal Aturan Nobar Indonesia Vs Uzbekistan

Penjelasan Kemenpora dan MNC Group soal Aturan Nobar Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Ilmuwan Temukan Salah Satu Bintang Tertua di Alam Semesta, Terletak di Galaksi Tetangga

Ilmuwan Temukan Salah Satu Bintang Tertua di Alam Semesta, Terletak di Galaksi Tetangga

Tren
Korsel Akan Beri Insentif Rp 1 Miliar untuk Bayi yang Baru Lahir, Apa Alasannya?

Korsel Akan Beri Insentif Rp 1 Miliar untuk Bayi yang Baru Lahir, Apa Alasannya?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com