DUA pekan jelang lebaran, pusat-pusat perbelanjaan diserbu pengunjung hingga memicu kerumunan. Kondisi ini dikhawatirkan akan membuat virus Corona makin merajalela dan memicu klaster baru.
Dari Pasar Tanah Abang semua berawal. Lautan manusia yang berjejal di pasar tersebut viral di media sosial. Pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara yang terletak di Jakarta Pusat ini diserbu pengunjung.
Tak hanya Tanah Abang, sejumlah mal di Ibu Kota dan kota-kota besar lainnya juga menjadi perhatian karena dipadati pengunjung jelang Lebaran.
Baca juga: Dua Pekan ke Depan, Epidemiolog Prediksi Ada Kenaikan Kasus Covid-19 akibat Kerumunan di Tanah Abang
Kondisi ini dikritik banyak kalangan. Pasalnya, saat ini negeri ini masih diselimuti pandemi. Kerumunan di pasar Tanah Abang dan sejumlah mal tersebut dikhawatirkan akan memicu klaster baru dan menambah panjang daftar kasus positif Covid-19 di Indonesia.
Maraknya orang yang berbelanja jelang lebaran yang mengabaikan protokol kesehatan bisa memperparah penularan Covid-19 yang meningkat sepanjang Ramadan.
Satgas mencatat, sepanjang Ramadan ini terjadi peningkatan kasus positif Covid-19. Peningkatan ini salah satunya dipicu dari aktivitas buka bersama.
Epidemiolog dari Universitas Indonesia Pandu Riono mengingatkan, dibolehkannya aktivitas masyarakat di bulan Ramadan seperti buka puasa bersama, shalat tarawih, dan aktivitas berbelanja di tengah menurunnya kepatuhan masyarakat menerapkan protokol kesehatan bisa memicu ledakan kasus Covid-19.
Data yang dihimpun Satgas Penanganan Covid-19, kasus harian virus Corona di Indonesia rata-rata 5.000 setiap hari.
Jumlah pasien yang dirawat di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Jakarta juga meningkat dalam tiga pekan terakhir. Berdasarkan data yang dirilis Satgas Covid-19, hingga Selasa (4/5/2021) kasus positif Covid-19 di Indonesia sudah mencapai 1.686.373 orang.
Baca juga: Pasien Covid-19 di Wisma Atlet Meningkat, Diduga Efek Liburan Panjang Paskah
Meningkatnya aktivitas masyarakat di bulan Ramadan seperti berbelanja, buka puasa bersama dan shalat tarawih berpotensi memicu klaster penularan baru. Apalagi jika semua aktifitas ini dilakukan dengan mengabaikan protokol kesehatan.
Selain Ramadan, momentum Lebaran atau Idul Fitri juga harus menjadi perhatian. Karena, biasanya lalu lintas orang akan meningkat di hari raya Idul Fitri. Tradisi silaturahmi dan berkunjung ke tetangga serta sanak famili bisa menambah parah pandemi.
Kita harus belajar dari libur panjang yang bisa membuat lonjakan penularan virus Corona. Kondisi itu akan semakin mengkhawatirkan bila mobilisasi warga tidak dikendalikan.
Lautan manusia di pasar Tanah Abang dan berjubelnya pengunjung di pusat-pusat perbelanjaan lainnya harus menjadi perhatian semua.
Apalagi ini dilakukan di tengah ledakan kasus di India dan sejumlah negara lain serta kemampuan mutasi virus yang mematikan ini.
Kita harus belajar dari India. Negara ini sebelumnya dipuji karena berhasil mengendalikan pandemi dan mampu menekan penyebaran covid-19.
Baca juga: Belajar dari Lonjakan Kasus Covid-19 di India, Malaysia, dan Jakarta