Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengulik Sejarah Lahirnya Sate di Indonesia

Kompas.com - 04/05/2021, 20:30 WIB
Inten Esti Pratiwi

Penulis

KOMPAS.com - Siapa yang tak mengenal sate? Sajian berupa daging yang diiris-iris kecil dan ditusuk menggunakan tusuk kayu ini adalah makanan legendaris nusantara.

Sate mungkin bisa disejajarkan dengan bakso atau mie ayam, yakni sajian yang selalu ada melintas berbagai musim juga tahun.

Dilansir dari thespruceeats.com, sate adalah sajian yang terkena di seantero Asia Tenggara. Jadi tak hanya ada di Indonesia saja, namun juga ada di Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam dan masih banyak lagi. 

Hampir di negara-negara Asia Tenggara, siapapun bisa menemukan hidangan sate. Konsep sajian sama, yaitu makanan yang ditusuk menggunakan tusuk bambu dan dibakar serta dioles menggunakan saus kacang.

Terkadang, ada pula yang hanya menggunakan kecap manis dan irisan cabai seperti sate kambing di Indonesia.

Namun untuk bahan bakunya sendiri bisa berbeda-beda. Ada yang berupa sate daging ayam, sate daging sapi, sate daging kambing, sate daging kelinci, sate tahu, dan masih banyak lagi. 

Baca juga: Sejarah Kue Kering, Resep-resep Unik yang Tercipta secara Tak Sengaja

Asal muasal sate

Ilustrasi sate ayam.
SHUTTERSTOCK/UNGVAR Ilustrasi sate ayam.
Dilansir dari nytimes.com, sate disebut berasal dari Indonesia. Meski sate juga ada di Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, bahkan juga ada di India dan Arab Saudi.

Berbagai versi menceritakan soal asal muasal lahirnya sate di Indonesia. Satu cerita mengatakan bahwa sate lahir sekitar abad ke-15 dibawa oleh pedagang Arab yang datang ke Indonesia.

Selain mengenalkan Islam, mereka juga mengenalkan kebab ke penduduk pulau Jawa. Di Arab sendiri daging kambing biasa diolah dengan cara dibakar dan dinamakan kebab. 

Namun ada pula versi yang mengatakan bahwa asal muasal sate adalah dari para pedagang India yang datang ke pulau Jawa dan mengenalkan sajian daging ditusuk yang sudah mendarahdaging di tanah India.

Meski ada dua versi yang berbeda soal lahirnya pengetahuan soal sate, namun satu yang pasti, menyoal bumbu rendaman sate Indonesia, adalah murni dan mutlak ciptaan tangan-tangan para pribumi.

Baca juga: Mengenal 9 Macam Sate Khas Bali, Tidak Hanya Sate Lilit

Dari ponorogo ke seluruh nusantara

Ilustrasi sate dibakar menggunakan arang. SHUTTERSTOCK/PRASETYOBIE Ilustrasi sate dibakar menggunakan arang.
Soal kelahiran sate di nusantara, ada pula yang memaparkan bahwa awal mula semuanya adalah di wilayah Ponorogo.

Seperti diberitakan Kompas.com (28/03/2021), sate ditengarai muncul di abad ke-19, diciptakan oleh pedagang makanan jalanan di pulau Jawa.

Di masa itu, banyak pedagang muslim Tamil dan Gujarat dari India yang datang ke Indonesia dan memberi pengaruh budaya juga kuliner.

Dari Ponorogo inilah, sate pun menjadi makin populer dan menyebar ke seluruh nusantara. Sate mengalami modifikasi personal, tergantung di mana ia berada. Modifikasi sajian sate bisa tentang bahan utama dagingnya, bumbu rendamannya, atau saus pendampingnya.

Karena inilah, ragam varian sate di nusantara sangatlah beragam. Ada perbedaan kentara antara sate madura, sate ponorogo hingga sate lilit bali.

Sate juga menyebar hingga keluar Indonesia. Salah satunya dibawa oleh perantau Jawa dan Madura yang menyeberang Selat Malaka hingga Malaysia dan Singapura.  

Karena di masing-masing daerah mengalami modifikasi rasa dan bahan baku, maka sate tak lagi disematkan menjadi nama sajian, namun menjadi nama istilah pengolahan sajian.

Jadi apapun yang diiris kecil-kecil, atau kotak-kotak, kemudian ditusuk menggunakan kayu, bambu, atau jeruji besi kemudian dibakar, maka sajian itu masuk ke dalam kategori sate.  

Baca juga: 7 Sate Ayam di Surabaya, Salah Satunya Dimasak Tanpa Bumbu

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[POPULER TREN] Media Korsel Soroti Shin Thae-yong, Thailand Dilanda Suhu Panas

[POPULER TREN] Media Korsel Soroti Shin Thae-yong, Thailand Dilanda Suhu Panas

Tren
Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com