Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Arti Semboyan Tut Wuri Handayani dari Ki Hajar Dewantara

Kompas.com - Diperbarui 01/12/2022, 19:59 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) diperingati di Indonesia setiap 2 Mei.

Peringatan Hardiknas sendiri tidak dapat dilepaskan dari sosok Ki Hajar Dewantara, yang merupakan pelopor pendidikan bagi bangsa Indonesia di era kolonialisme.

Tanggal 2 Mei dipilih sebagai peringatan Hardiknas, karena merupakan hari kelahiran Sang Bapak Pendidikan Nasional.

Baca juga: Mengenang Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Bangsa

Semboyan Ki Hajar Dewantara

Mengutip Kompas.com, 2 Mei 2020, semboyan pendidikan Ki Hajar Dewantara adalah "Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani".

Semboyan itu dapat diartikan sebagai, "di depan, seorang pendidik harus bisa menjadi teladan, di tengah murid, pendidik harus bisa memberikan ide, dan di belakang, seorang pendidik harus bisa memberikan dorongan".

Sejarah lambang Tut Wuri Handayani, hasil modifikasi sayembara Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada 1977.Kemdikbud Sejarah lambang Tut Wuri Handayani, hasil modifikasi sayembara Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada 1977.

Salah satu penggalan semboyan itu, "Tut Wuri Handayani", digunakan dalam logo Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sebagai penghargaan bagi Ki Hajar Dewantara.

Baca juga: Profil WR Supratman, Sosok di Balik Peringatan Hari Musik Nasional 2021

Lantas, seperti apa konsep Tut Wuri Handayani?

Mengutip laman Kemendikbud, semboyan "Tut Wuri Handayani" mengandung pesan agar setiap pendidik tidak memaksakan kehendak kepada anak didiknya.

Tut Wuri Handayani berarti mengikuti dari belakang dengan mempengaruhi.

Maksudnya yaitu, jangan berusaha menarik anak didik dari depan. Anak-anak yang masih belajar sebaiknya dibiarkan mencari jalannya sendiri.

Jika anak didik salah jalan, barulah pendidiknya boleh mengarahkan.

Baca juga: Masih PJJ, Kapan KBM Tatap Muka di Sekolah Bisa Dilangsungkan?

Sekilas tentang Ki Hajar Dewantara

Ki Hajar Dewantara diabadikan 11 Maret 1959, sebulan sebelum meninggal.- Ki Hajar Dewantara diabadikan 11 Maret 1959, sebulan sebelum meninggal.

Ki Hajar Dewantara memiliki nama asli Raden Mas Suwardi Suryaningrat.

Dia lahir pada 2 Mei 1889 di Yogyakarta, dan merupakan keturunan bangsawan.

Ki Hajar Dewantara adalah anak dari Pangeran Suryaningrat dan cucu dari Sri Paku Alam III.

Halaman:

Terkini Lainnya

Kata Media Asing soal Kecelakaan Maut di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Kata Media Asing soal Kecelakaan Maut di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Tren
Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Tren
Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Tren
DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

Tren
Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Tren
Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Tren
Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Tren
Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Tren
Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Tren
Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Tren
BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

Tren
Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Tren
Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Tren
Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com