KOMPAS.com - Empat ilmuwan dari Denmark, Swedia, Inggris, dan Amerika Serikat memenangkan The Brain Prize, penghargaan terbesar atas riset otak, pada Kamis (4/3/2021).
Penghargaan ini didukung Yayasan Lundbeck di Denmark.
Atas jasanya menemukan mekanisme kunci yang menyebabkan migrain, mereka mendapat dana sebasar 1,1 juta poundsterling.
Penemuan mereka dapat membuka bagi perawatan dan pencegahan baru dalam menangani migrain.
Migrain adalah rasa sakit pada kepala yang disertai rasa nyeri berdenyut pada satu sisi saja dan timbul dalam bentuk serangan.
A group of four neuroscientists from Denmark, Sweden, UK, and USA who discovered a key mechanism that causes migraine that led to revolutionary new treatments received today The Brain Prize from the @lundbeckfondenhttps://t.co/fEgR2XrV7I
— International Headache Society (@ihs_official) March 4, 2021
#lundbeckfonden #BrainPrize #research pic.twitter.com/zdA3HFIzYo
Yayasan Lundbeck di Denmark mengumumkan bahwa peneliti Peter Goadsby, Michael Moskowitz dari AS, Lars Edvinsson dari Swedia, dan Jes Olesen dari Denmark telah memenangkan penghargaan.
Salah satu pemenang, seorang profesor neurologi di King's College London, Peter Goadsby, merasa senang atas penghargaan tersebut.
"Saya senang bahwa penelitian migrain mendapatkan penghargaan ini dan bahwa migrain, masalah penonaktifan yang merupakan gangguan otak, sedang diakui dengan cara yang tepat," kata Peter sebelum pengumuman pemenang, melansir The Guardian, Kamis (4/3/2021).
Penghargaan tahunan tersebut mengakui kemajuan yang sangat orisinal dan berpengaruh di bidang penelitian seputar otak.
Penyerahan penghargaan akan berlangsung di Kopenhagen pada 25 Oktober 2021 mendatang, di mana hadiah akan diberikan oleh Putra Mahkota Frederik dari Denmark.
Dilansir dari The Guardian, Kamis (4/3/2021), penelitian keempat ilmuwan ini berkisar pada dasar saraf migrain, yaitu kondisi neurologis yang melumpuhkan.
Migrain ditandai dengan episode sakit kepala yang berdenyut-denyut, serta mual, muntah, pusing, kepekaan ekstrem terhadap suara, cahaya, sentuhan, dan penciuman.
Migrain memengaruhi sekitar 1 dari 7 orang di seluruh dunia dan sekitar 3 kali lebih sering terjadi pada wanita daripada pria.
Di Inggris, migrain diperkirakan mengakibatkan hilangnya 25 juta hari kerja atau sekolah setiap tahun dengan biaya ekonomi sebesar 2,3 miliar poundsterling.
Selama bertahun-tahun, migrain dianggap sebagai kondisi psikosomatis, akibat ketidakmampuan orang untuk mengatasi stres.