Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Jelaskan Vaksinasi Covid-19 Dapat Memperlambat Penularan Virus

Kompas.com - 27/02/2021, 17:00 WIB
Mela Arnani,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah penelitian di Rumah Sakit Addenbrooke, Cambridge menyebutkan bahwa vaksin Covid-19 buatan Pfizer tampaknya memperlambat penyebaran virus corona.

Selain itu, peneliti mengungkapkan suntikan vaksin dapat mencegah orang yang terinfeksi menjadi sakit parah.

Melansir BBC, temuan ini mendukung penelitian serupa yang dilakukan Public Health England (PHE) dan studi AstraZeneca-Oxford, yang meneliti kemampuan vaksin dalam menghentikan penyebaran virus.

Meskipun hal ini menjadi kabar baik, para ahli menegaskan bahwa tindakan pencegahan seperti memakai masker, menjaga jarak, menjaga kebersihan tangan tetap diperlukan untuk memerangi virus.

Baca juga: Kemenkes Beri 6 Tips Sebelum Disuntik Vaksin Covid-19

Vaksin memblokir infeksi

Penelitian di RS Addenbrooke dilakukan dengan menguji staf terhadap virus corona secara rutin, termasuk mereka yang tidak menunjukkan gejala apa pun.

Peluncuran vaksin di RS Addenbrooke dilakukan pada awal Desember tahun 2020 lalu, dengan sebulan setelahnya terdapat petugas yang sudah divaksinasi dan belum divaksin.

Hasil pemeriksaan rutin menunjukkan, sebanyak 17 dari 1.000 staf yang tidak divaksinasi dinyatakan positif pada pertengahan Januari 2021, sedangkan hanya empat dari 1.000 petugas yang mendapat dosis pertama vaksin terindektifikasi positif.

Terdapat penurunan serupa di antara orang-orang yang tidak memiliki gejala, tapi masih dites positif. Sehingga, masih ada potensi seseorang menyebarkan virus tanpa disadari.

Baca juga: Studi: Virus Corona Bisa Bertahan 3 Hari di Permukaan Kain Poliester

Sementara itu, dikutip dari Business Insider, studi Sars-Cov-2 Immunity & REinfection EvaluatioN (Siren) yang dijalankan oleh PHE menjelaskan, satu dosis Pfizer mengurangi risiko infeksi hingga 70 persen dan dua dosisnya mampu menekan risiko infeksi hingga 85 persen.

Sementara vaksin Oxford-AstraZeneca diperkirakan mengurangi infeksi sekitar dua pertiga.

"Anda tidak dapat menyebarkan virus jika tidak terinfeksi. Penelitian ini menunjukkan bahwa vaksin memblokir infeksi pada seseorang yang tidak memiliki gejala," kata Prof Lawrence Young, dari Warwick Medical School.

Baca juga: Kemenkes: Vaksin Guru Perlu Perhatikan 4 Syarat Ini

Jalan keluar pandemi

Sementara itu, seorang ahli virus di Universitas Nottingham Prof Jonathan Ball menyatakan, penemuan ini menawarkan jalan keluar terhadap pandemi yang terjadi.

"Penurunan tingkat infeksi setelah satu dosis vaksin Pfizer sangat mengesankan dan menunjukkan bahwa vaksinasi benar-benar menawarkan jalan keluar dari pembatasan saat ini dan masa depan yang jauh lebih cerah," tutur dia.

Sebelumnya terdapat studi di Israel yang menyebutkan bahwa mulai 12 hari setelah vaksinasi, orang yang tertular Covid-19 walau sudah mendapatkan suntikan Pfizer, mempunyai virus empat kali lebih sedikit di tubuhnya.

Pengurangan viral load dikaitkan dengan tingkat penularan yang lebih rendah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Air Kelapa Muda Vs Air Kelapa Tua Sehat Mana? Ini Beda dan Manfaatnya

Air Kelapa Muda Vs Air Kelapa Tua Sehat Mana? Ini Beda dan Manfaatnya

Tren
Tari Rangkuk Alu Jadi Google Doodle Hari Ini, Apa Alasannya?

Tari Rangkuk Alu Jadi Google Doodle Hari Ini, Apa Alasannya?

Tren
3 Artefak Langka Majapahit Ditemukan di AS, Nilainya Rp 6,5 Miliar

3 Artefak Langka Majapahit Ditemukan di AS, Nilainya Rp 6,5 Miliar

Tren
Penjelasan Kemenpora dan MNC Group soal Aturan Nobar Indonesia Vs Uzbekistan

Penjelasan Kemenpora dan MNC Group soal Aturan Nobar Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Ilmuwan Temukan Salah Satu Bintang Tertua di Alam Semesta, Terletak di Galaksi Tetangga

Ilmuwan Temukan Salah Satu Bintang Tertua di Alam Semesta, Terletak di Galaksi Tetangga

Tren
Korsel Akan Beri Insentif Rp 1 Miliar untuk Bayi yang Baru Lahir, Apa Alasannya?

Korsel Akan Beri Insentif Rp 1 Miliar untuk Bayi yang Baru Lahir, Apa Alasannya?

Tren
5 Air Rebusan untuk Atasi Jerawat, Salah Satunya Jahe dan Kunyit

5 Air Rebusan untuk Atasi Jerawat, Salah Satunya Jahe dan Kunyit

Tren
[POPULER TREN] Dampak La Nina bagi Indonesia | Beberapa Makanan Mengandung MIkroplastik

[POPULER TREN] Dampak La Nina bagi Indonesia | Beberapa Makanan Mengandung MIkroplastik

Tren
Benarkah Parkir Liar Bisa Dipidana 9 Tahun? Ini Penjelasan Ahli Hukum

Benarkah Parkir Liar Bisa Dipidana 9 Tahun? Ini Penjelasan Ahli Hukum

Tren
10 Makanan Kolesterol Tinggi yang Sebaiknya Dihindari

10 Makanan Kolesterol Tinggi yang Sebaiknya Dihindari

Tren
Vaksin Kanker Serviks Gratis Disebut Hanya untuk Perempuan Maksimal Usia 26 Tahun, Ini Kata Kemenkes

Vaksin Kanker Serviks Gratis Disebut Hanya untuk Perempuan Maksimal Usia 26 Tahun, Ini Kata Kemenkes

Tren
Abbosbek Fayzullaev, Pemain Uzbekistan yang Nilainya Rp 86,91 miliar

Abbosbek Fayzullaev, Pemain Uzbekistan yang Nilainya Rp 86,91 miliar

Tren
Ganti Oli Motor Pakai Minyak Goreng Diklaim Buat Tarikan Lebih Enteng, Ini Kata Pakar

Ganti Oli Motor Pakai Minyak Goreng Diklaim Buat Tarikan Lebih Enteng, Ini Kata Pakar

Tren
6 Suplemen yang Bisa Dikonsumsi Saat Olahraga, Apa Saja?

6 Suplemen yang Bisa Dikonsumsi Saat Olahraga, Apa Saja?

Tren
Kemenhub Pangkas Bandara Internasional dari 34 Jadi 17, Ini Daftarnya

Kemenhub Pangkas Bandara Internasional dari 34 Jadi 17, Ini Daftarnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com