Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Virus Corona Bisa Bertahan 3 Hari di Permukaan Kain Poliester

Kompas.com - 25/02/2021, 14:35 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Virus corona yang dapat menyebabkan Covid-19 dapat bertahan di permukaan berbagai benda.

Akan tetapi, penelitian terkait berapa lama virus corona bertahan masih terus dilakukan para peneliti di dunia.

Salah satunya, penelitian baru-baru ini yang menemukan bahwa virus corona dapat bertahan di permukaan kain hingga 72 jam atau 3 hari.

Diberitakan BBC, Rabu (25/2/2021), studi dilakukan oleh De Montfort University (DMU) di Leicester. 

Para peneliti menguji model virus corona pada 3 jenis kain, yakni poliester, polycotton, dan 100 persen katun.

Hasilnya, kain poliester memiliki risiko tertinggi.

Ahli mikrobiologi, Dr Katie Laird, yang memimpin penelitian tersebut, mengatakan, bahan-bahan tersebut biasa digunakan untuk seragam perawatan kesehatan dan menimbulkan risiko penularan.

Studi itu meneliti droplets atau tetesan dari virus ke atas kain-kain.

Baca juga: Update Corona Global: Studi Temukan Vaksin Pfizer dan Moderna Dapat Lindungi dari Varian Baru Covid-19

Para ilmuwan kemudian memantau kestabilan virus pada setiap materi selama 72 jam.

Melansir CTV News, tetesan virus yang diuji adalah model virus corona yang disebut HCoV-OC43.

Menurut para ilmuwan, model tersebut memiliki struktur dan pola kelangsungan hidup yang sangat mirip dengan SARS-CoV-2.

Hasil penelitian menunjukkan poliester merupakan risiko penularan tertinggi, karena virus masih ada setelah tiga hari dan dengan kemampuan untuk berpindah ke permukaan lain.

Pada kain dengan 100 persen katun, virus bertahan selama 24 jam, sedangkan pada polycotton, virus hanya bertahan selama 6 jam.

Dr Laird mengatakan, ketika awal pandemi, sangat sedikit pemahaman tentang berapa lama virus corona dapat bertahan hidup pada bahan tekstil.

"Temuan kami menunjukkan tiga tekstil yang paling umum digunakan dalam perawatan kesehatan menimbulkan risiko penularan virus," kata Dr Laird, yang merupakan ketua kelompok penelitian penyakit menular universitas di DMU.

Baca juga: Studi: Varian Baru Virus Corona Kemungkinan 30-70 Persen Lebih Mematikan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Tren
Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Tren
Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Tren
Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com