Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBB: Lebih dari 130 Negara Belum Mendapatkan Vaksin Covid-19

Kompas.com - 20/02/2021, 14:05 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres, mengkritik distribusi vaksin Covid-19 dalam pertemuan tingkat tinggi PBB, Rabu (17/2/2021).

Ia menyatakan bahwa distribusi vaksin dinilai sangat tidak merata dan tidak adil. PBB mencatat terdapat 130 negara yang belum menerima satu dosis pun vaksin Covid-19.

"Pada saat kritis ini, keadialn vaksin adalah ujian moral terbesar di hadapan komunitas global," kata Guterres, dilansir dari The Guardian, Kamis (18/2/2021).

Baca juga: Jokowi: Vaksin yang Ada di Dunia Ini Menjadi Rebutan 215 Negara

Vaksinasi global

Guterres menyerukan rencana vaksinasi global untuk menyatukan kekuatan demi memastikan distribusi vaksin yang adil.

Masih dari The Guardian, Ia meminta negara dengan kekuatan ekonomi utama dunia yang tergabung dalam G20, membentuk gugus tugas darurat untuk membuat rencana dan mengoordinasikan pelaksanaan dan pembiayaannya.

Satuan tugas ini harus memiliki kapasitas untuk memobilisasi perusahaan farmasi dan pelaku industri dan logistik utama.

Dalam pertemuan PBB, Jumat (19/2/2021), Guterres meminta 7 negara industri utama untuk memobilisasi sumber daya keuangan yang diperlukan. Ketujuh negara tersebut di antaranya Amerika Serikat (AS), Jerman, Jepang, Inggris, Perancis, Kanada, dan Italia.

Baca juga: Update Covid-19 di Dunia 20 Februari: 111 Juta Orang Positif | Italia Selidiki Dugaan Vaksin Palsu

Distribusi

Guterres menyatakan, 10 negara yang telah mencapai 75 persen dari pasokan vaksin Covid-19 yang tersedia di dunia. Sementara negara lainnya sama sekali belum mendapat vaksin dosis pertama.

Sekitar 188 juta dosis vaksin telah diberikan di seluruh dunia, menurut database digital Our World in Data. Puluhan juta dari dosis tersebut telah diberikan ke Amerika Serikat, Cina, Inggris, dan Israel.

Untuk menanggulangi kesenjangan distribusi vaksin, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membuat program Covax, sebuah proyek untuk membeli dan mengirimkan vaksin virus corona untuk negara termiskin di dunia, telah gagal mencapai tujuannya.

Dilansir dari CNN, program Covax sedang dijalankan untuk mengirimkan 2 miliar dosis vaksin ke negara-negara di bagian selatan dunia. WHO mengatakan Covax membutuhkan dana mencapai 5 miliar dollar AS pada 2021.

Baca juga: Pfizer-BioNTech Mulai Uji Coba Vaksin Covid-19 pada Wanita Hamil

Kontribusi berbagai negara

Menaggapi permasalahan distribusi dan pendanaan vaksin, beberapa negara memberikan kontribusi dan sumbangsihnya. Seperti yang dilakukan oleh negara berikut:

1. Amerika Serikat

Setelah pengangkatannya, Presiden Joe Biden memutuskan bahwa AS kembali bergabung dengan WHO.

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, menyatakan bahwa pemerintahan Biden akan bekerja dengan mitranya di seluruh dunia untuk memperluas kapasitas produksi dan distribusi serta untuk meningkatkan akses vaksinasi Covid-19, termasuk untuk populasi yang terpinggirkan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Tren
Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com