Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Negara yang Pernah Alami Kudeta Militer, Mana Saja?

Kompas.com - 02/02/2021, 20:46 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Suasana politik Myanmar memanas. Para pemimpin sipil seperti Aung San Suu Kyi dan Presiden Win Myint ditangkap, Senin (1/2/2021).

Penangkapan tersebut berujung pada kudeta militer.

Pihak militer Myanmar mengumumkan bahwa kekuasaan saat ini untuk sementara dipegang oleh Jenderal Senior Min Aung Hlaing.

Kondisi politik yang memanas akibat kudeta militer juga pernah dialami Indonesia.

Salah satunya saat peralihan kekuasaan dari Presiden Soekarno ke Soeharto.

Baca juga: Kudeta Militer, Berikut Kondisi WNI dan Kontak Darurat KBRI di Myanmar

Selain Myanmar, negara-negara mana saja yang pernah mengalami kudeta militer?

1. Turki

Polisi Turki berdiri di atap Museum Kariye atau Gereja Chora, saat kunjungan Pangeran Charles dan Camilla Duchess of Cornwall ke Istanbul, Turki, pada 28 November 2007.REUTERS/FATIH SARIBAS Polisi Turki berdiri di atap Museum Kariye atau Gereja Chora, saat kunjungan Pangeran Charles dan Camilla Duchess of Cornwall ke Istanbul, Turki, pada 28 November 2007.

Pada 15 Juli 2016, sebuah upaya kudeta menandai titik balik monumental dalam sejarah politik Turki.

Dilansir dari Aljazeera, satu seksi militer Turki melancarkan operasi terkoordinasi di beberapa kota besar untuk menggulingkan pemerintah dan melengserkan Presiden Recep Tayyip Erdogan.

Tentara dan tank turun ke jalan.

Baca juga: TNI AD Buka Rekrutmen Tamtama, Bintara, dan Taruna Akmil 2021, Simak Persyaratan hingga Cara Daftarnya...

Ledakan terdengar di Ankara dan Istanbul.

Jet tempur Turki menjatuhkan bom di gedung parlemen.

Namun ketika berita tentang upaya kudeta menyebar di media sosial, ribuan warga sipil menentangnya.

Mereka turun ke jalan dan alun-alun di sekitar Anatolia, dengan hanya membawa peralatan dapur demi menentang kudeta tersebut.

Kudeta gagal.

Baca juga: 10 Negara dengan Militer Terkuat di Dunia 2021, Bagaimana dengan Indonesia?

Foto yang dirilis Kantor Kepresidenan Turki memperlihatkan Presiden Recep Tayyip Erdogan mengunjungi Hagia Sophia di Istanbul pada 19 Juli 2020. Pada 10 Juli 2020, pengadilan tinggi Turki mengubah status Hagia Sophia dari museum sejak 1935 menjadi masjid.AFP PHOTO/TURKISH PRESIDENTIAL PRESS OFFICE/HANDOUT Foto yang dirilis Kantor Kepresidenan Turki memperlihatkan Presiden Recep Tayyip Erdogan mengunjungi Hagia Sophia di Istanbul pada 19 Juli 2020. Pada 10 Juli 2020, pengadilan tinggi Turki mengubah status Hagia Sophia dari museum sejak 1935 menjadi masjid.

Puluhan pasukan yang ikut serta dalam kudeta tersebut menyerah di Jembatan Bosphorus di Istanbul. Peristiwa ini menewaskan 241 orang 2.194 lainnya terluka.

Aljazeera melaporkan bahwa kudeta tersebut ada kaitannya dengan Gulen, seorang pemimpin gerakan keagamaan yang tersebar luas dan berpengaruh di Turki.

Gulen dekat dengan militer, serta memiliki yayasan, asosiasi, organisasi media, sekolah di Turki dan luar negeri, kemudian menamai kelompoknya sebagai Hizmet.

Baca juga: 4 Kepala Negara yang Sumbangkan Gaji Perangi Covid-19, dari Donald Trump hingga Erdogan

Pergulatan politik menimbulkan sentimen antara Erdogan dan Hizmet.

Edorgan lantas memecat ribuan pejabat militer, pilot, petugas polisi, pegawai negeri, akademisi dan bahkan guru dipecat dari pekerjaan mereka karena dituduh terlibat dalam Hizmet.

Media yang diduga terkait dengan gerakan Hizmet dibredel.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com