Hai, apa kabarmu?
Semoga kabarmu baik lantaran kesehatan jiwa, pikiran dan raga yang terawat.
Jiwa, pikiran dan raga adalah milik kita satu-satunya yang melekat erat ke mana pun dan bagaimana pun kondisi kita.
Karena itu, merawat jiwa, pikiran dan raga agar tetap sehat tidak akan pernah sia-sia.
Terkait pikiran, minggu lalu saya cukup terganggu. Tidak hanya saya, ternyata beberapa teman yang saya tanya mengalami gangguan pikiran yang kurang lebih sama.
Gangguan pikiran itu dipicu kabar mengenai Ketua Satgas Covid-19 Doni Monardo yang positif Covid-19.
Pikiran saya terganggu lantaran pertanyaan soal kegunaan protokol kesehatan.
Mereka yang disiplin menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir dan menjaga jarak (3M) terpapar virus, lantas bagaimana?
Gangguan pikiran itu dikonfirmasi dengan kabar serupa terkait status teman kantor yang dianggap paling disiplin menerapkan protokol kesehatan tetapi juga terpapar virus.
Teman-teman satu ruangan yang "tampak lebih sembrono" dalam menerapkan protokol kesehatan tidak terpapar virus dan lewat swab antigen dinyatakan negatif.
Gangguan pikiran ini lantas menggoyahkan pikiran soal kegunaan protokol kesehatan.
Namun, gangguan pikiran ini tidak berlangsung lama. Terpaparnya mereka yang disiplin dengan protokol kesehatan tidak menjadi alasan saya mengendorkan disiplin.
Seperti diakui Doni Monardo, meskipun tidak terlihat, Covid-19 begitu dekat. Lantaran begitu dekatnya, mereka yang disiplin dengan protokol kesehatan pun bisa terpapar.
Pelajaran lain bagi kesehatan pikiran saya adalah fakta mengenai mereka yang lebih sembrono dengan protokol kesehatan tetapi tidak terpapar.
Meskipun tidak terlihat apakah virus menghampiri mereka yang sembrono atau tidak, ada faktor lain selain protokol kesehatan agar tidak terpapar virus.