Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Didominasi Generasi Milenial dan Generasi Z, Apa Plus Minusnya?

Kompas.com - 23/01/2021, 16:32 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis hasil Sensus Penduduk Tahun 2020 (SP2020) pada Kamis (21/1/2021).

Jumlah penduduk Indonesia hingga September 2020 tercatat sebanyak 270,20 juta jiwa, bertambah 32,56 juta jiwa dibandingkan sensus penduduk 10 tahun lalu.

Dalam rilis tersebut disebutkan bahwa komposisi penduduk di Indonesia didominasi oleh Generasi Z dan Milenial dengan masing-masing sebanyak 27,94 persen dan 25,87 persen.

Generasi Z adalah mereka yang lahir pada 1997-2012 dan Generasi Milenial lahir pada tahun 1981-1996. Dengan demikian, Indonesia didominasi oleh usia produktif.

Apa dampaknya bagi Indonesia?

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira menjelaskan, ada plus dan minus dari mendominasinya generasi milenial dan generasi Z.

Hal positifnya, kelas produktif usia milenial dan gen Z akan mendorong percepatan indonesia masuk ke revolusi industri 4.0.

"Mereka terkenal mudah beradaptasi dengan teknologi, bukan hanya sebagai konsumen tapi juga creator," kata Bhima saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (23/1/2021).

Baca juga: Mendominasi Penduduk Indonesia, Mari Mengenal Generasi Z dan Milenial

Ia menyebutkan, posisi Indonesia dalam startup di dunia sudah masuk ke peringkat 5 besar dari sisi jumlah dengan total 2.200 usaha startup berdasarkan data startup ranking.

Hal tersebut menjadi bukti masa depan ekonomi digital ada di Indonesia. Akan tetapi, hal itu juga tidak boleh membuat bangsa Indonesia lengah.

Bhima mengatakan, ada tantangan yang cukup besar dengan banyaknya generasi milenial dan generasi Z di Indonesia.

"Kalau demografi usia produktif tidak dikelola optimal baik dari sisi regulasi, insentif, pendidikan maupun ruang inovasi maka bisa jadi beban karena milenial akhirnya cuma jadi kelas konsumen digitalnya saja. Beli barang dari ecommerce tapi barangnya impor," ujar dia.

Menurut Bhima, solusinya adalah pemerintah sebaiknya mulai membenahi sektor-sektor utama penyerap tenaga kerja khususnya pertanian.

Dia mengungkapkan, regenerasi petani cenderung stagnan dan didominasi usia diatas 45 tahun.

Meskipun anak muda mulai banyak tertarik masuk pertanian, namun jumlahnya sedikit. Padahal, sektor pertanian juga salah satu hal yang esensial.

"Pertanian tetap esensial dan perlu didukung oleh bauran kebijakan seperti adopsi teknologi modern, pelatihan dan akses pasar atau pengolahan paska panen," kata Bhima.

Baca juga: Generasi Z dan Milenial Dominasi Jumlah Penduduk Indonesia

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com