Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kita Syukurikah Peningkatan Kasus Covid-19 Ini?"

Kompas.com - 12/01/2021, 07:45 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pakar epidemiologi Universitas Airlangga Windu Purnomo mengkritisi pernyataan Presiden Joko Widodo yang menyebut bahwa Indonesia beruntung tidak sampai menerapkan lockdown atau penguncian karena pandemi virus corona.

Presiden Jokowi menyampaikan hal itu saat memberikan sambutan pada acara penyaluran Bantuan Modal Kerja (BKM) di Istana Bogor, Jumat (8/1/2021).

"Dan kita ini kalau saya lihat masih alhamdulillah beruntung tidak sampai lockdown," kata Presieden.

Menurut dia, tak seperti negara-negara yang memberlakukan lockdown, masyarakat Indonesia masih memiliki kebebasan untuk berkegiatan, meski dengan protokol ketat.

Windu berpandangan, ada kesalahan logika dalam pernyataan itu.

Ia menyebut bersyukur semestinya dilakukan untuk sesuatu yang kita dapatkan karena faktor eksternal, bukan atas apa yang kita putuskan sendiri. 

"Kalau saya yang memutuskan itu tidak ada soal syukur. Saya memutuskan untuk memilih sebagai dokter, itu tidak bersyukur. Bersyukurnya itu ketika hasil dari pilihannya keluar. Saya memutuskan menjadi dokter, dari hasil keputusan itu saya menjadi kaya misalnya, saya bersyukur atas kekayaan itu," ujar Windu, saat dihubungi Kompas.com, Senin (11/1/2021).

Melalui perumpamaan ini, Windu menilai, syukur yang disampaikan Presiden atas keputusannya tidak mengambil kebijakan lockdown adalah sebuah kesalahan logika.

"Itu secara bahasa tidak cocok, logical fallacy," kata dia.

Kecuali, keputusan itu menghasilkan hal-hal yang menguntungkan bagi semua pihak. Misalnya, angka kasus menurun, pandemi terkendali, dan perekonomian membaik.

Dengan angka kasus positif yang masih terus naik, kegiatan ekonomi juga belum kembali normal.

"Kita syukurikah peningkatan kasus (Covid-19) ini? Kembali normalkah sekarang usaha kita? Kita ini masih defisit lah, dan itu terjadi karena kita masih pandemi. Coba nanti pandeminya berakhir (terkendali), seperti di negara lain, Australia, Selandia Baru, China sendiri mau tahun baruan sambil hura-hura sudah bisa," ujar Windu.

Baca juga: Jokowi: Alhamdulillah Indonesia Tidak Sampai Lockdown 

Pandemi belum terkendali

Pandemi virus corona diIndonesia masih belum terkendali sejak pertama kali virus corona teridentifikasi pada Maret 2020.

"Lockdown atau tidak itu keputusan kita, Akibat dari lockdown itu apa? Kasusnya turun, nah itu saya bersyukur. Tapi kalau kasusnya makin meningkat, ya terserah kalau mau mensyukuri itu," ujar Windu.

Windu menjelaskan untuk menangani suatu pandemi, lockdown hanya sebuah opsi yang tidak harus diambil. Pemerintah atau otoritas terkait bisa menempuh banyak cara untuk mengatasi pandemi yang terjadi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com