Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Baru Menunjukkan Mikroba Usus Pengaruhi Kualitas Tidur yang Nyenyak

Kompas.com - 27/12/2020, 21:00 WIB
Nur Rohmi Aida,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah penelitian baru yang dilakukan oleh Universitas Tsukuba di Jepang menunjukkan bahwa bakteri di usus dapat mempengaruhi pola tidur normal manusia.

Menurut para peneliti hal itu dikarenakan karena kesehatan usus berkaitan erat dengan fungsi otak yang sehat di mana berpengaruh pada bagaimana pesan kimiawi yakni serotonin dan dopamin membawa pesan kimiawi penting di otak.

Insomnia

Melansir dari Medical News Today, para peneliti menilai penemuan ini memberikan harapan bagi orang-orang yang memiliki masalah kesehatan yang berhubungan tidur seperti insomnia, kelelahan kronis dan kabut mental.

“Kami menemukan bahwa penipisan mikroba menghilangkan serotonin di usus, dan kami tahu bahwa kadar serotonin di otak dapat mempengaruhi siklus tidur-bangun,” ujar Prof. Masshi Yanagisawa dalam penelitian tersebut.

Baca juga: Ilmuwan Jepang Berhasil Bangkitkan Mikroba Berusia 100 Juta Tahun

Masshi mengatakan dengan penelitian ini maka ketika seseorang kesulitan tidur maka seseorang perlu menjaga mikroba di dalam ususnya.

Siklus bangun-tidur adalah siklus yang penting untuk tubuh.

Seseorang yang mengalami gangguan tidur berpotensi mengalami gangguan kesehatan.

Fungsi otak

Metabolisme usus dapat berkaitan erat dengan fungsi otak melalui sistem peredaran darah dan saraf vagus yang membentuk jaringan poros-otak-usus atau disebut pula sumbu mikrobiota-usus-otak.

Dari penelitian ini mikrobioma usus yakni komunitas bakteri virus, dan jamur yang hidup di dalam usus mempengaruhi fungsi kognitif, perkembangan otak, pembentukan memori, ritme sikardian dan kesehatan mental.

Peneliti juga menyebut apa yang seseorang makan dapat berpengaruh pada komposisi, ukuran, dan ritme harian dari mikrobiota usus tersebut.

Baca juga: Ilmuwan Temukan Mikroba yang Hentikan Penyebaran Malaria

Adapun perubahan pada mikrobiota usus dapat mempengaruhi metabolisme usus karena mikroba yang termasuk dalam mikrobiota menghasilkan banyak metabolit usus (molekul yang dihasilkan dari reaksi kimia yang terjadi selama proses pencernaan).

Karena itulah ketika seseorang mengubah pola makannya maka berpotensi meningkatkan kualitas tidurnya.

Proses penelitian

Para peneliti dalam penelitian tersebut melakukan penelitian dengan membagi 25 tikus jantan berusia 8 minggu ke dalam dua kelompok.

Selanjutnya para peneliti menempatkan satu kelompok tikus dalam tempat yang memudahkannya untuk meminum air berisi antibiotik spektrum luas.

Antibiotik tersebut ditujukan untuk mengurangi mikrobiota alami yang ada di usus tikus.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com